BANDUNG (voa-islam.com) - Ustaz Salim A. Fillah berbagi pengalaman selama melakukan roadshow ke sembilan kota di Amerika, dalam acara Majelis Jejak Nabi bertajuk “Jejak Dakwah di Negeri Paman Sam”.
“Terdapat satu jalan dakwah yang belum ditempuh, yaitu mengkampanyekan makanan halal,” jelas Ustaz Salim di Masjid Agung Trans Studio Bandung, Jl. Gatot Subroto, 289, Sabtu (22/4).
Ustaz Salim menjelaskan bahwa halal jangan diterjemahkan sebagai makanan muslim, tetapi makanan yang berkualitas bagi umat manusia. Sebab dalam Al Quran menyebutkan ‘yaa ayyuhannaas’ untuk dalil mengenai makanan halal. Ia menuturkan, konsep halal menjamin kesehatan makanan yang dikonsumsi serta berkualitas.
Bepergian ke negara non-muslim, lanjutnya, memiliki kesulitan tersendiri untuk mendapatkan makanan halal. Jika demikanan, maka carilah makanan yang diberi label coshare. Label ini, jelas Ustaz Salim, berarti jewish, yahudi. Meski begitu, terdapat dalil dalam Al Quran , bahwa makanan yang dikonsumsi oleh ahli kitab dapat pula dikonsumsi oleh muslim.
Sama halnya dengan makanan halal bagi umat Islam, coshare pun memiliki ketentuan. Terdapat aturan yang dalam pandangan Islam tidak masalah, tapi bagi coshare tidak diperbolehkan. Misalnya daging dekat tulang punggung, dalam pandangan Islam tidak apa-apa, tapi dalam ketentuan coshare diharamkan. Adapula di dalam pandangan halal makanan tersebut haram, tapi dalam coshare diperbolehkan, yaitu daging keledai jinak.
Dani Rikman, salah seorang peserta majelis sangat mengapresiasi kegiatan ini dan berkomitmen untuk hadir kembali mengikuti kajian.
“Saya merasakan banyak manfaatnya terutama bagi pemuda agar lebih bersemangat dalam berdakwah tidak hanya di Indonesia tetapi juga di mancanegara,” katanya. [alhikmah/syahid/voa-islam.com]