BANDUNG (voa-islam.com) - Sejarawan yang juga Anggota Dewan Tafkir Persis Pepen Irfan Fauzan, S.S., M.Hum. mengatakan bahwa dicoretnya tujuh kata dalam Piagam Jakarta merupakan pengorbanan sekaligus hadiah umat Islam untuk kemerdekaan dan persatuan bangsa.
"Jika kita reflesikan sejarah Piagam Jakarta yang lahir pada 22 Juni 1945, saya langsung membacakan pidato Jenderal Alamsyah, Menteri Agama pada masa Soerharto, pada 28 Juli 1978 di Pesantren Denanyar, Jombang," katanya saat menjadi pembicara dalam Kajian Sejarah Indonesia dengan tema 'Piagam Jakarta dan Perjuangan Syariat Islam di Indonesia', Selasa (25/04) di Masjid Ulul Abshor, Unpas Bandung.
"Pengorbanan Umat Islam itu adalah kesediaan mereka untuk menghilangkan konse negara Islam dalam pembahasan dasar dan ideologi negara di BPUPKI. Sesudah proklamasi, karena umat Khatolik dan Kristen berkeberatan terhadap isi Piagam Jakarta, wakil umat Islam juga mau mencoret tujuh kata dalam Piagam Jakarta, sehingga kalimat Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariah Islam bagi pemeluknya, diubah menjadi Ketuhanan Yang Maha Esa. Kesedian mencoret itu, menurut saya, merupakan Pengorbanan sekaligus hadiah umat Islam untuk kemerdekaan dan persatuan bangsa," lanjutnya membacakan kutipan pidato yang ditulis dalam makalahnya.
Menurut Pepen, jika saat ini umat Islam ingin berusaha atau memperjuangkan kembali Piagam Jakarta pasti akan sangat sulit karena istilah Piagam Jakarta ini sudah dipersepsikan negatif, sehingga umat Islam harus punya strategi yang lainnya dalam memperjuangkan semangat dan nilai-nilai Piagam Jakarta. [syahid/voa-islam.com]