PADANG (voa-islam.com)--Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumatera Barat, Buya Gusrizal Gazahar menilai seruan Kementerian Agama tentang etika ceramah di rumah ibadah rawan merugikan umat Islam. Seruan tersebut dipandangnya ragam penafsiran.
"Seruan bersifat umum seperti ini sangat beresiko, karena multi tafsir. Kelemahan pada berbagai aspek dakwah, tidak akan bisa diselesaikan dengan himbauan seperti ini," kata Buya Gusrizal dalam keterangannya, Ahad (30/4/2017).
Buya menganggap pesan sponsor dalam seruan Menag lebih kental dibandingkan nuansa ishlah (perbaikan). Menurutnya, Seruan ini terkesan menempatkan ulama dan para dai selama ini pada posisi yang keliru dan pemerintah sangat bersih tanpa mau melihat aksi dan reaksi atau sebab akibat.
"Alangkah bijaknya, bila Menag membicarakan dahulu persoalan ini dengan MUI dan Ormas-ormas Islam agar seruan ini baik secara teori, tidak cacat dan di lapangan tidak membuat heboh," jelasnya.
Buya berpendapat bahwa sebaiknya Menag serius dalam memadamkan api daripada "menggantang" asap atau menyelesaikan sumber masalah daripada menyelesaikan kasus perkasus.
Buya menjelaskan bahwa sumber masalah umat Islam adalah perusakan aqidah dari aliran dna paham yang bertentangan dengan Islam. Seharusnya, persoalan ini yang ditanggulangi oleh Menag.
"Kalau semua perusakan aqidah Ahlussunnah wal Jama'ah dibiarkan, pemikiran sekuler, liberal dan pluralisme agama diakomodir dan tutup mata terhadap tindakan orang-orang kafir terhadap Islam dan kaum muslimin. Maka seruan seperti ini sangat jauh dari menjernihkan suasana tapi malah menambah keruh kondisi yang terjadi," tandasnya. * [Bilal/Syaf/voa-islam.com]