View Full Version
Selasa, 23 May 2017

Perhimpunan Al Irsyad Berharap Umat Islam Ikuti Pemerintah dalam Penentuan Awal Ramadhan dan Syawal

 

JAKARTA (voa-islam.com)--DPP Perhimpunan Al Irsyad mendukung pemerintah dalam menentukan 1 Ramadhan atau 1 Syawal dengan menggunakan metode yang baik.

Kementerian Agama, menurut Al Irsyad, merupakan perwakilan dari pemerintah kita dalam mengambil langkah menentukan awal Ramadhan dengan  satu metode yang sangat baik.

Ketua Majelis Fatwa, Ustadz Firanda Andirja mengatakan, metode yang berstandar diatas Alquran dan Assunnah menjadi rujukan dan juga metode dari Empat Mazhab, dan metode ini juga sangat mendukung untuk persatuan umat.

"Maka kita berharap kepada seluruh kaum muslimin untuk berusaha mengikuti pemerintah dalam hal ini. Karena pemerintah bersungguh-sungguh telah membuat tim untuk melihat hilal dengan puluhan tim yang disebar di berbagai tempat," kata Ustadz Firanda dalam konferensi pers, di Jakarta, Senin (22/5/2017).

Dia berharap organisasi masyarakat bisa mengikuti pemerintah dalam menetapkan 1 Ramadhan atau 1 Syawal supaya lebih bersatu dan lebih indah dalam merayakan Idul fitrinya.

"Keutamaan Hilal juga menentukan Ramadhan, Kenapa kita gunakan metode rukyatul hilal, karena metode itu yang diterapkan Nabi SAW, dan empat mahzab," ujar Ustadz Firanda.

Selain itu, ustadz Firanda juga mengungkapkan hadits yang menganjurkan untuk berpuasa ketika melihat hilal pada malam 29 Syaban, dan menyempurnakan bulan Syaban menjadi 30 hari apabila hilal tidak terlihat atau terhalang mendung.

Sementara, metode hisab modern yang menggunakan perhitungan sinus, cosinus, letak matahari dan bulan, serta penentuan jarak dinilainya memunculkan keragu-raguan.  Ustadz Firanda membandingkan dengan metode rukyat hilal yang mutlak sebagai penentu awal bulan baru.

Ustadz Firanda juga mengungkapkan hadits Nabi SAW yang menganjurkan untuk tidak berpuasa pada hari yang diragukan.

"Metode hisab memiliki lima metode yang berbeda-beda, dan hasilnya bisa berbeda-beda masing metode.  Kalau hilal metodenya sama. Kalau tidak kelihatan, sempurnakan Syaban menjadi 30 hari," kata Firanda.

Dia mengatakan kembali, pemerintah saat ini menggunakan metode rukyat hilal dalam menentukan awal bulan Ramadhan dan awal bulan Syawal.

Firanda juga menjelaskan pemerintah sudah memiliki tim hilal yang kompeten di seluruh wilayah Indonesia dalam mengamati munculnya awal bulan baru.

"Oleh karena itu, Perhimpunan Al-Irsyad mengimbau agar masyarakat untuk mengikuti ketetapan pemerintah dalam memulai ibadah puasa Ramadhan sebagaimana prinsip ajaran Islam yang mengharuskan taat terhadap pemimpin dalam hal ini pemerintah," tandasnya.


latestnews

View Full Version