JAKARTA (voa-islam.com)--Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat Amirsyah Tambunan menekankan pentingnya mewujudkan Islam yang moderat, cinta damai dan berkeadilan dalam konteks NKRI.
Hal demikian disampaikan Amirsyah didepan ratusan mantan terpidana napi kasus terorisme. Dirinya tidak ingin lagi ada anak- anak bangsa yang dikorbankan oleh jaringan- jaringan teroris dengan mengatasnamakan agama dan jihad.
“Jadi maksud saya bagaimana kita memahamkan Islam yang moderat dalam membangun negara yang juga moderat dalam konteks NKRI,” ujar Amirsyah saat menjadi pembicara dalam kegiatan diskusi dengan para mantan narapidana kasus terorisme (napiter) di Hotel Balairung Matraman, Jakarta, Ahad (11/6).
Adapun akar dari terjadinya permasalahan terorisme menurut Amirsyah disebabkan karena persepsi kondisi tertindas secara terus menerus oleh negara- negara Barat. Dan sebagian kalangan menganggap kondisi tersebut adalah ketidakadilan yang harus diubah dengan cara berjihad.
“Jihad is jihad hukumnya wajib karena tujuannya perbaikan. Terorisme itu haram karena sifatnya merusak dan menghancurkan,” imbuhnya.
Guna mencegah masuknya pemahaman yang keliru kepada anak-anak bangsa, dirinya ingin membentengi generasi muda dari segi pendidikan, dan juga ekonomi.
“Umat Islam harus mengisi penegakan keadilan dengan kekuatan pendidikan dan membangun kekuatan ekonomi. Mereka harus dididik agar tidak tumbuh bibit radikalisme dan terorisme,” kata Amirsyah.
Sementara Ketua Harian Tanfidziyah PBNU, Marsudi Syuhud memberi pencerahan kepada para peserta mantan napi kasus teroris agar mereka bisa memanage kehidupan yang diberikan Allah dengan sebaik baiknya. Hal ini dikatakan Marsudi dapat menjadi kunci pembuka pintu rezeki.
“Kita bangun kekuatan untuk merubah keadaan dari yang Allah tidak senang menjadi yang Allah senangi. Dari yang masyarakat tidak senangi, menjadi yang mereka senangi,” kata Marsudi.
Dirinya juga mengkutip salah satu perkataan yang paling populer disaat bulan Ramadhan. Hadits ini diyakini Marsudi dapat memudahkan terbukanya pintu rezeki, dan terbukanya pintu ampunan.
“Pada bulan puasa ini ada hadits yg sangat terkenal karena musiman setiap bulan puasa yaitu man shauma romadhona imanan wakhtisaban, ghufirolahu ma taqodama min dzanbih. Dari Abu Hurairah, dari Nabi, beliau bersabda : Barangsiapa berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharapkan pahala, diampuni dosanya yang telah lalu. (Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim),” jelasnya.
Untuk memudahkan mengalirnya rezeki, Marsudi mengingatkan agar seluruh umat membangun konektifitas dengan Allah sebagai Sang Khalik. Dari penjelasan tersebut Marzudi berharap umat muslim dapat mempraktekan dalam kehidupan sehari- hari sehingga tercipta kedamaian dan kententraman dalam hidup bermasyarakat. * [Ril/Syaf/voa-islam.com]