View Full Version
Senin, 19 Jun 2017

#JonruBruneiTrip2017 Bagian III : Ternyata Hidup di Brunei itu Serba Sulit

Oleh: @JonruGinting

Jika pada tulisan sebelumnya saya banyak membahas hal-hal menyenangkan di Brunei Darussalam, pada bagian ini saya akan menyampaikan fakta yang sebaliknya. Ya, ternyata hidup di Brunei itu serba sulit!

Sulit seperti apa?

1. Sulit makan siang di bulan Ramadhan.

"Apakah karena warung makan dan restoran di Brunei harus tutup di siang hari, seperti di Indonesia?"

Jawabannya TIDAK.

Justru, semua restoran dan warung makan di Brunei bebas dibuka selama Ramadhan. Jadi kalau pada pagi, siang atau sore sebelum Magrib Anda mau beli makanan di restoran/warung terdekat, ya silahkan saja. Serba bebas.

Yang tidak boleh adalah makan/minum di tempat umum. Bisa kena denda yang jumlahnya lumayan.

Dan larangan ini tidak hanya untuk muslim, namun berlaku juga untuk nonmuslim.

"Apakah ini tidak menyulitkan bagi mereka yang tidak berpuasa dan ingin makan?"

Tentu tidak. Karena mereka tetap bebas membeli makanan/minuman, lalu bebas menikmatinya di tempat tertutup, misalnya di rumah. Yang penting, jangan makan atau minum di ruang publik.

2. Sulit berpolitik.

Karena Brunei adalah negara yang tidak mengenal partai politik. Semua urusan politik ditangani oleh kerajaan. Rakyat dilarang berpolitik. Kalaupun misalnya ada partai politik asal Indonesia yang buka cabang di sana, bentuknya sebatas fans club saja.

3. Sulit menemukan sepeda motor.

Karena harga mobil di Brunei sangatlah murah, hampir sama murahnya dengan harga motor. Jika ada orang Brunei yang membeli motor, biasanya karena faktor hobi saja.

4. Sulit menemukan bis kota.

Memang sih, di Brunei ada bis kota. Namun jumlahnya sangat terbatas, dan hanya beroperasi dari jam 6 pagi hingga 5 sore. Penumpangnya pun bukan warga Brunei, melainkan para imigran yang bekerja di Brunei dan belum punya kendaraan sendiri. Jika Anda menunggu bis di jalanan, bersabarlah karena mungkin bis yang ditunggu baru datang sekitar satu atau dua jam kemudian.

5. Sulit menemukan rokok.

Karena rokok di Brunei termasuk benda terlarang. Membeli rokok di sana sama seperti membeli narkoba; harus sembunyi-sembunyi, ada sindikat pengedar gelapnya.

6. Sulit mabok-mabokan.

Karena minuman keras di Brunei pun termasuk benda terlarang.

7. Sulit menikmati hiburan malam.

Karena nite club, diskotik dan sebagainya tidak tersedia di Brunei.

Intinya, jangan datang ke Brunei jika niat Anda untuk bermaksiat. Datanglah ke Brunei dengan niat untuk melihat langsung bagaimana indahnya penerapan syariat Islam di sana.

Bukan hanya umat Islam yang senang dan merasa nyaman tinggal di Brunei. Namun nonmuslim juga bisa hidup tenang, aman, tentram, sentausa. Sebab Islam adalah agama yang sangat toleran dan sangat menghargai umat agama lain.

BERSAMBUNG >>

Keterangan gambar: Dari kiri ke kanan:
- Ustadz M Taufik dari Dompet Dhuafa
- Ustadz Hanafi dari Sumatera Barat yang kini menetap di Brunei. Dari beliaulah saya banyak mendapat info bermanfaat seputar Brunei.
- Saya (Jonru)

Kami berpose di halaman hotel Empire, hotel termegah dan termewah di Brunei. Kami hanya singgah untuk berfoto-foto di sana. Gak sanggup bayar kalau harus nginap di situ, hehehe...


latestnews

View Full Version