View Full Version
Senin, 10 Jul 2017

Dianggap Menyudutkan, BKLDK Jabar Tanyakan Akurasi Data Pembicara Dialog Kebangsaan

BANDUNG (voa-islam.com) - Dianggap menyudutkan aktivis dakwah Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), ketua Badan Kordinasi Lembaga Dakwah Kampus (BKLDK) Jawa Barat, Mashun Sofyan, yang turut hadir dalam agenda diskusi yang diselenggarakan oleh Citizen Journalist Independen (CJI) di gedung Indonesia Menggugat, Jalan Perintis Kemerdekaan, Kota Bandung, Sabtu (8/7/17).

Dalam agenda yang bertajuk “Menolak Khilafah, Meneguhkan Pancasila dan Keutuhan NKRI” tersebut menghadirkan beberapa pembicara diantaranya, Muhammad Sofi Mubarak (Kandidat Doktor UIN Jakarta) dan Muradi (Pengamat Politik UNPAD)

Mashun yang turut hadir dalam agenda tersebut merasa apa yang disamapaikan pembicara menurutnya tidak sesuai dengan fakta, dan masih cacat data, seharusnya para pembicara menanyakan terselibh dahulu kepada hizbutahrir. Dalam penyampainnya salah satu pemateri mengatakan bahwa kader HTI mengarah pada bibit radikalisme dan pejuang jihadist.

“Saya mempertanyakan apa yang disampaikan pembicara yang kurang memberikan data akurat, apakah mereka sudah bertanya langsung kepada pihak HTI akan kaderisasi di dalamnya, karena dalam forum disampaikan bahwa kaderisasi HTI mengarah kepada bibit radikalisme dan pejuang jihadis,” pungkas Mashun sofyan saat dimintai tanggapannya.

Mashun menambahkan, input data yang keliru justru akan menimbulkan penyampaian informasi yang keliru, hingga berujung pada fitnah keji, hal tersebut merupakan hal yang dilarang dalam islam, dan justru berujung pada perbuatan dosa.

“Input data yang keliru akan berdampak kepada penyampaian informasi yang salah, maka jatuhnya fitnah dan dosa. Oleh karena itu, saya menilai bahwa cara berpikir seperti ini gagal,” lanjut Mashun.

Mashun menyayangkan pemateri yang juga merupakan orang yang intelektual berbicara dengan data yang kurang lengkap, apalagi menganggap khilafah bukan bagian dari islam.

“Sangat disayangkan kalau orang intelektual berbicara dengan data yang belum lengkap,” ujar Mashun.

Mashun berharap agar orang-orang yang dianggap intelktual tidak berbicara dengan data yang masih belum lengkap bahkan cacat, apalagi menganggap khilafah bukan bagian dari islam.

“Kita berharap tidak ada lagi orang intelektual yang berbicara cengan data yang masih kurang, apalagi mengatakan khilafah bukan bagian dari islam, baiknya dicari dulu kebanarannya, takutnya jadi dosa nantinya,” harap Mashun. [ifal/syahid/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version