JAKARTA (voa-islam.com), Rencananya Ustadz Felix Siauw akan mengisi kajian keislaman saat momen Halal Bi Halal di Semarang Jawa Tengah, pada Minggu Malam, 9 Juli 2017. Namun, jelang hari-H upaya pembatalan dari pihak yang kontra gencar dilakukan.
"Malam ini rencananya saya mengisi di Semarang," kata Ustadz Felix kepada voa-islam.com, Minggu Malam, Jakarta (9/7/2017).
Kendati dakwahnya dihadang, ustadz muda yang biasa mengisi kajian bertema remaja ini mengaku tetap semangat dalam dakwah. Penggagalan acara tersebut, menurutnya tidak mengurangi nilai dakwah di sisi Allah Swt. Karena, dakwah menurutnya kenikmatan besar yang Allah berikan.
"Tak ada sia-sia dalam dakwah, jangankan manusia, bahkan hanya sekedar anjing yang berselonjor saja, asalkan dia di jalan dakwah, Allah abadikan dalam Al-Quran," ujar Ustadz Felix dalam Keterangan Persnya berjudul 'Lagi, Dakwah Takkan Pernah Terhenti'.
Saat menjelaskan kronologis peristiwa, Ustadz Felix menegaskan, atas dasar itulah, ia memenuhi undangan dari Pak Hasan Toha mewakili Yayasan Badan Wakaf Sultan Agung Semarang, untuk berbagi di acara Halal Bi Halal.
"Beliau adalah mujahid dakwah senior yang saya kagumi jauh sebelum saya mengenal beliau, kiprah percetakan Al-Quran Toha Putra, mendahului nama beliau," ceritanya.
Berkenaan dengan kajiannya di Semarang, beberapa hari lalu dia dikirimkan foto surat penolakan atas kedatangan Ustadz Felix di Semarang dari beberapa ormas.
"Alasannya membuat saya tersenyum, disitu dituliskan beberapa alasan, "Ustadz Wahabi Takfiri", "Corong HTI", "Anti-Pancasila", "Anti-NKRI" dan monsterisasi lainnya," ungkap Ustadz Felix.
Tak lupa, lanjutnya, disitu ditulis alasan "akan menimbulkan keresahan dan konflik horizontal, bagi masyarakat Indonesia umumnya dan Muslim pada khususnya.
Singkat cerita, terang ustadz Felix, dua kajian yang direncanakan di Semarang lalu dibatalkan, Pak Hasan memberi kabar.
"Subhanallah, walhamdulillah. Allah tahu yang terbaik. Yang menolak adalah orang-orang Muslim, bukan orang kafir. Ormas-ormas Muslim, bukan yang lain. Tapi dasar dan alasan yang diajukan sama sekali bukan Islam," tegas Ustadz Felix.
Ustad Felix Sesalkan Ormas Halangi Dakwah
Menyikapi upaya penggagalan kajiannya tersebut, Ustadz Felix mengaku menyayangkan sikap pihak-pihak yang membuat tuduhan tidak berdasar tersebut.
"Saya sangat menyesalkan pihak-pihak yang membuat fitnah bagi saya, tanpa bukti dan argumen yang jelas, atau bahkan tak memahami yang dituduhkan sama sekali," ucapnya.
Kalau memang benar, sambung Ustadz Felix, boleh saja didatangkan bukti satu saja, bahwa ia berpemahaman wahabi takfiri, anti-pancasila, anti-NKRI, dan segala tuduhan lainnya.
"Yang ada, labelisasi dan monsterisasi diatas hanyalah tuduhan dan anggapan saja, yang dipaksakan agar pihak-pihak itu mempunyai legitimasi untuk tindakan tak bijak,"cetusnya.
Kemudian, katanya lagi, mengenai alasan menolaknya sebab Ustadz Felix anggota HTI dan HTI sudah dilarang oleh negara. Maka ia menegaskan bahwa ia bersama HTI sejak 2007, sebagai anggotanya.
"Dan sampai saat ini, HTI belum dilarang oleh negara, terlepas usaha kriminalisasi yang dibuat terhadapnya, masih dalam proses dan jalur hukum, yang harusnya dihormati,"lontarnya.
Ustadz Felix didakwa menyebarkan ide Khilafah yang berbahaya, maka Ia sampaikan dari 2002 ketika menjadi Muslim, ia sudah memahami Khilafah itu bagian ajaran Islam. Dan bilapun dianggap ide Khilafah ini keliru atau salah, maka meja diskusilah yang harusnya jadi tempt penyelesaian, bukan dengan cara yang tak apik semisal ini.
"Berbicara tentang toleransi, kita menyayangkan ada kelompok dan ormas yang begitu hebat berbicara tentang toleransi, tapi di sisi lain paling intoleran terhadap saudara seiman. Bila terhadap non-Muslim yang datang saja disambut, ide-ide syiah dan komunis dianggap wacana, bukankah harusnya terhadap yang beriman lebih lembut dan terbuka? tanyanya retoris.
Yang paling lucu, cetus ustadz Felix, alasan "akan menimbulkan keresahan dan konflik horizontal". Padahal, tegasnya, yang jelas-jelas sudah begitu meresahkan seperti penistaan agama yang kemarin, justru masih ada yang mendukung.
"Bagaimana mungkin kita bisa berbuat sebegitu jauh hanya berdasar asumsi saja? Persangkaan belaka? Padahal Allah meminta kita menjauhi prasangka buruk?" katanya.
Ustadz Felix bertanya kepada pihak berwenang, apakah negeri ini sudah bukan lagi negara hukum? Yang jika suatu kelompok merasa besar dan kuat, dia bisa melakukan apa saja? Tanpa bukti, tanpa argumen, suatu kelompok bisa menuduh dan menuding yang lainnya, lalu memaksakan kehendaknya untuk menolak dan membatalkan acara dakwah?
"Mari kita berpikir konstruktif, kita sama-sama mencintai Indonesia, dan kita tahu banyak masalah yang harus diurusi, ketimbang kontraproduktif dan membuat resah," tandasnya.
Ustadz Felix berharap, kejadian ini menjadi pelajaran baginya dan ummat Islam, agar mampu melihat lebih cermat, belajar lebih bijak, dan berdakwah lebih sabar serta istiqamah.
Adapun ormas-ormas yang menolaknya, Ustadz Felix masih menganggap mereka sebagai saudara. Sehingga, sengaja ia tak menyebutnya, sebab bagian penghormatan bagi mereka, karena mereka tetaplah Muslim.
"Bagi sahabat-sahabat di Semarang yang sudah mengharapkan saya hadir, saya mohon maaf sebesar-besarnya, semoga Allah memberi kebaikan yang banyak bagi kita," pungkasnya. (Bilal)