View Full Version
Senin, 17 Jul 2017

KAMMI Tolak Pengawasan terhadap Rohis

SOLO (voa-islam.com)--Rencana pemerintah melakukan pengawasan pada organisasi kerohanian Islam (Rohis) di sekolah dinilai mencoreng citra Rohis. Pasalnya Rohis merupakan organisasi yang menjalankan peran dakwah pada pelajar di sekolah.

Lutfi Al Hakim, Ketua Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonedia (KAMMI)
Daerah Solo menegaskan, pihaknya menolak pengawawasan pertadap Rohis. Terlebih rencana pengawawasan hanya didasarkan pada dugaan bahwa Rohis
terindikasi menyebarkan paham radikal.

“KAMMI menolak pengawsan terhadap rohis, apa lagi yang mendasari
pengawasan hanya dugaan yang tidak mendasar,” ujarnya.

Lutfi menilai pernyatan yang dilontrakan menteri agama Lukman Hakim Saifudin rawan menimbulkan kegaduhan ditengah tengah masyrakat. Bahkan pernyataan tersebut dapat mencoreng citra rohis. Padahal selama ini Rohis memiliki peran besar dalam membantu sekolah untuk melakukan pembinaan keagamaan dikalangan pelajar.

Menurutnya, jika Rohis memang terindikansi terjangkiti faham radikal seharusnya Kementerian Agama menyuguhhkan hasil riset yang terpercaya dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Lutfi, mejelaskan dalam kurun waktu tahun 1990’an hingga saat ini kini tidak ada alumni Rohis yang menjadi teroris sebagai mana dituduhkan. Oleh karena itu, pernyataan Menag yang tidak didasari hasil riset patut dinilai sebagai hoax.

“Asal tahu saja cukup banyak anak- anak bangsa yang berprestasi di kampus-kampus se-Indonesia mereka saat masih duduk di bangku SMA sudah mengikuti proses pembinaan di Rohis dan OSIS,” ujarnya.

Lutfi juga menyayangkan pemberitaan yang dilakukan oleh Metro TV, sebab dapat berujung pada kecurigaan terhadap aktivis Rohis. Menurutnya, media harus cover both side, dalam membuat berita. Sehingga berita dihasikan merupakan informasi yang jujur, jernih dan layak dikonsumsi masyarakat.

“Tuduhan tersebut dapat memunculkan konflik berkepanjangan, jangan
menuduh aktivis yang punya ke-Islaman yang baik dan secara rutin
beribadah di masjid dengan cap teroris,” tegasnya. 

Menurutnya, pengawasan terhadap rohis tak perlu dilakukan. Selama ini Rohis di sekolah sudah mendapat pengawasan dan pembinaan oleh pihak sekolah. Selain itu Rohis memiliki kurikulum pembinaan yang sudah terstruktur dengan baik.

“Bahkan kurikulum pembinaan dibuat dalamrangkan disana membantu
pembentukan karakter dan moral pelajar yang memiliki semangat cinta
tanah air,” ujar Lutfi yang pernah menjabat sebagai Ketua Rohis itu. * [Aan/Syaf/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version