SIDOARJO (voa-islam.com)—Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir bercerita bahwa Presiden Joko Widodo terperangah ketika melihat proses pembangunan Museum Muhammadiyah di kampus unit 4 Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Sabtu (22/7/2017) lalu.
Menurut Haedar, Jokowi juga sempat mempertanyakan sumber dana pembangunan gedung UAD yang memiliki 10 lantai dan menghabiskan dana hingga 300 miliar rupiah tersebut.
“Pak Ketum, Muhammadiyah dapat uang sebanyak itu darimana?” tanya Jokowi kepada Haedar.
Menjawab pertanyaan Jokowi tersebut, Haedar menjelaskan bahwa dana yang diperoleh Muhammadiyah bersumber dari masyarakat, warga Muhammadiyah, serta unit-unit bisnis yang dibangun Muhammadiyah.
“Muhammadiyah selalu punya elan vital untuk berbuat yang terbaik buat masyarakat, lewat RS, sekolah, dan berbagai macam dakwah yang sifatnya bilhal,” jelas Haedar selepas meresmikan Gedung Medical Emergency RS Siti Khodijah Sepanjang, Ahad (23/7/2017) seperti dikutip dari situs resmi Muhammadiyah.
Muhammadiyah dengan prinsipnya sedikit bicara banyak bekerja, ingin bangsa ini menjadi bangsa yang unggul, bangsa yang tidak terlalu banyak retorika. “Namun kenyataanya kita kalah saing, tidak kuat SDM, dan tidak punya tonggak-tonggak kemajuan,” imbuh Haedar.
Muhammadiyah telah berjuang dalam membangun kawasan timur Indonesia. Dan Muhammadiyah juga ingin bangsa ini fokus membangun, dengan itu kita dapat mengurangi centang perenang berbagai hal yang menguras energi di tubuh bangsa ini.
“Kita harus menjadi bangsa yang rasional dalam menyelesaikan masalah, tidak dengan melakukan pendekatan politik terus menerus, begitu juga kalau kita ada masalah di tubuh bangsa ini. Jangan menyelesaikannya dengan cara-cara komunal, dengan cara komunal itu maka akan memunculkan sifat komunal lainnya,” pungkas Haedar. * [Syaf/voa-islam.com]