View Full Version
Sabtu, 12 Aug 2017

45 Ormas Islam Banten Aksi Tolak Perpu Ormas

SERANG (voa-islam.com), Sebanyak 45 ormas Islam se Banten melakukan aksi damai di depan gedung DPRD Banten, Jumat (11/8) siang. Aksi itu mengatasnamakan Aliansi Ormas Islam Banten yang dipimpin KH Jawari, bertujuan menolak Perpu Nomor 2 tahun 2017 tentang Ormas yang baru-baru ini diterbitkan pemerintah.

Para delegasi diterima satu anggota dewan dari Fraksi PKS Sanuji Pentamarta di ruang serbaguna DPRD Banten. Dikawal puluhan aparat keamanan dari TNI dan Polri.

Dalam kesempatan itu, Pimpinan Al Irsyad Banten KH Bukhari Arsyad menyampaikan bahwa pihaknya menolak Perpu Ormas dan meminta semua pihak termasuk anggota dewan menolak dan membatalkan perpu tsersebut

Senda dnegannya, KH Fatoni dari Forum Aswaja Banten mengingatkan agar pemerintah jangan bertindak sewenang-wenang, karena akan berhadapan dengan umat Islam. Hadirnya Perpu Ormas telah membuktikan bahwa pemerintah anti terhadap Islam. "Ulama ditangkap, Ormas Islam dibubarkan. Ini zalim, khianat, takbir!" tegasnya.

Sementara itu, Juheni M Rois dari Ikadi Banten mengkritik pimpinan dewan yang tidak hadir dalam kesempatan tersebut. Juheni juga menyebut Perppu Ormas zalim karena akan berdampak pada aktivitas ormas Islam di berbagai tempat. "Menolak Perpu bukan karena HTI, tapi Perppu itu zalim. Akan berdampak pada ormas lain,ujarnya.

Adapun menurut Sekjen FSPP Banten Ali Mustofa,  Perppu Ormas cacat secara lahir. Perppu tidak lahir dalam situasi kegentingan memaksa, tetapi bentuk kesewenang-wenangan pemerintah. "FSPP menilai Perpu tersebut lahir melanggar HAM serta membuka peluang otoriter. Karena itu, Perpu tersebut harus segera dibatalkan,"katanya.

Lebih dari itu, mantan anggota DPRD Banten dari PBB Bueti Nasir mengaku telah mengendus upaya sekelompok pihak di sekeliling pemerintah yang ingin menjauhkan Islam dengan Pancasila dan Pancasila dengan Islam. Bahkan, komunis yang sering disebut-sebut malah seolah dilindungi. "Anehnya pemerintah malah memberangus Islam. Buktinya HTI dibubarkan tanpa pengadilan," tegas Bueti Nasir.

"Karena itu kami menolak Perpu Ormas ini," lanjutnya.
 
Dalam kesempatan itu, KH. Hafidin ketua ANNAS Banten menyampaikan bahwa kedatangan para ulama dan Kiyai serta pimpinan-pimpinan Ormas sebagai wujud kecintaannya kepada NKRI. Ia sangat mengkhawatirkan munculnya kegaduhan-kegaduhan yang timbul karena militansi ormas2 dan masyarakat Islam Banten terhadap perppu no 02 th 2017.

KH. Sudrajad Ardani pimpinan pondok pesantren Ardaniyah dlam penyampaiannya mengkritisi sekwan yang menerima ulama dan pimpinan ormas hanya memakai kaos. Ia juga melihat Perppu Ormas muncul dari sikap totalitarian.

"Perppu dilahirkan lebih karena kediktatoran penguasa,"cetusnya.

Utusan Matlaul Anwar juga menyampaikan bahwa negara Indonesia lahir oleh darah para syuhada' oleh pekikan Takbir para ulama. Maka tidak selayaknya pemerintah menzalimi ulama dan umat Islam dengan menerbitkan Perppu no 02 tahun 2017. 

Terkait pernyataan sikap Aliansi Ormas Islam Banten, saat itu dibacakan oleh KH. Enting Ali Abdul Karim. Pernyataan sebanyak 9 poin tersebut ditandatangi 45 pimpinan ormas Islam se Banten.

"Pernyataan sikap menolak perpu ormas ini kami sampaikan kepada pimpinan DPRD Banten agar bisa diteruskan ke pimpinan DPR RI," ujarnya.

Pernyataan itu juga menuntut politisi Nasdem Victor Laiscodat untuk meminta maaf kepada umat islam secara terbuka terkait pidato politiknya di kupang NTT yang berdurasi 21 menit 12 detik. Ulama Banten menilai pidato Victor penuh kebencian kepada umat Islam, karena mengancam akan membantai umat Islam serta menuduh partai Demokrat,  Gerindra, PKS dan PAN sebagai sarang radikalisme. Pernyataan victor di nilai akan menimbulkan kegaduhan nasional.

Sementara di luar gedung dewan, ribuan massa  menunggu delegasi sambil melakukan orasi bergantian. Bahkan anggota Brimob Polda Banten didaulat membawakan asmaul husna. Massa aksi yg berasal dari berbagai tempat se Banten ini terus mengibarlan bendera tauhid, merah putih, serta poster yg isinya menolak Perpu Ormas. (bilal/voa-islam)


latestnews

View Full Version