MALANG (voa-islam.com), Saat membedah buku "Risalah Kaum Muslimin" karya Prof. Syed Muhammad Naquib Al-Attas, Ustadz Kholili Hasib M.Ud menjelaskan perbedaan antara cara pandang Islam dan cara pandang Barat.
Bedah buku ke sembilan kalinya itu, digelar oleh Indonesia Tanpa JIL (ITJ) Chapter Malang Burgershot, Malang, Sabtu (19/8). Kajian lanjutan ini merupakan bagian dari Kajian Studi Pandangan Alam Islam AhluSunnah Waljamaah (Salam Aja) yang rutin dilakukan Dwi-Mingguan.
Menurutnya, worldview Barat menilai sebuah kemajuan hanya dari faktor fisik dan materiil saja, sedangkan Islam memandang dan menilai kemajuan lebih dalam lagi, yaitu menyangkut sisi ruhani manusia.
"Kemajuan ini sangat berkaitan dengan pembangunan diri manusia. Hal ini ber-impact pada pendidikan. Pendidikan dalam pandangan sekular menyiapkan warga negara yang baik, namun pendidikam Islam bertujuan melahirkan manusia menjadi individu yang baik, apapun dimensinya baik individual maupun sosial," kata Ustadz Kholili.
Misal, lanjut Ustadz Kholili, seorang yang berkendara sepeda motor, ketika dia sudah memakai helm, mematuhi peraturan lalu lintas, membawa surat-surat lengkap, maka mereka dianggap sudah warga negara yang baik. Meskipun tujuan berkendaranya adalah ke tempat maksiat setelah itu meminum khamr, berzina atau di jalan berkata-kata kotor dan mengumpat banyak orang.
"Jika contoh kasus di atas terjadi, maka dapat dilihat bahwa yang dianggap menjadi warga negara baik, ternyata belum cukup baik sebagai seorang individu menurut cara pandang Islam. Islam memandang kemajuan dari berbagai sisi kebaikan dan kebaikan yang dikehendaki Islam bersifat menyeluruh, maka akhlak pun menjadi tolok ukur kebaikan yang sangat disyaratkan," jelasnya.
Sementara itu, Koordinator Chapter ITJ Malang, Muhammad Ibnu Pradipta menyimpulkan, bahwa Islam lebih menyiapkan Individu menjadi baik, karena individu yang baik akan melahirkan masyarakat yang baik, dan masyarakat yang baik melahirkan warga negara yang baik.
"Peradaban dan cara pandang Islam menyiapkan individu menjadi baik dan menjadi hamba yang taat kepada Allah itu adalah puncak segala kebaikan,"simpul Ibnu.
Pada kesempatan itu, Ibnu berharap kajian "Salam Aja" bisa menjadi referensi bagi masyarakat khususnya pemuda Kota Malang dan sekitarnya untuk mengkaji pemikiran Islam. Tak hanya itu, ITJ malang akan berupaya istiqomah membentengi aqidah masyarakat melalui berbagai kegiatan lainnya.
"Harapan saya kajian pemikiran dan worldview Islam seperti ini bisa lebih berkembang dan diminati, karena pemahaman tentang worldview Islam sangat penting bagi seorang individu muslim,"pungkas Ibnu. (bilal/voa-islam)