JAKARTA (voa-islam.com)--Tragedi kekerasan militer Myanmar terhadap Muslim Rohingya kembali terjadi dalam beberapa hari belakang. Menurut data yang dilansir oleh European Rohingya Council (ERC) setidaknya lebih dari 500 Muslim Rohingya tewas di Rakhine, Myanmar.
Peristiwa ini pun menuai kecaman dari berbagai pihak ditanah air termasuk perhatian dunia internasional.
Persatuan Pelajar Islam Asia Tenggara (Pepiat) sebelumnya pada tahun 2016 pernah mengingatkan ASEAN dan peran aktif pemerintah Indonesia untuk membuat solusi perdamaian Rohingya Myanmar agar peristiwa kekerasan di sana berakhir.
“Tragedi Rohingya beberapa hari terakhir pernah terjadi pada November 2016 dengan menewaskan puluhan suku Muslim Rohingya, kami dari Pepiat saat itu meminta Asean untuk memberikan ultimatum Myanmar dikeluarkan dari keanggotaan ASEAN jika masih terjadi. Nyatanya ASEAN bergeming sama sekali,” Kata Presiden Pepiat Puji Hartoyo Abubakar di Jakarta Minggu, (3/9/2017).
Menurut Puji seandainya Asean dan pemerintah Indonesia proaktif atas peristiwa Rohingya mungkin hal serupa tidak sampai terulang kembali.
“Seandainya Asean bahkan pemerintah Indonesia mau bergerak konflik Rohingya tidak akan berlarut -larut bahkan eskalasinya semakin tinggi saat ini,” ujar Hartoyo menambahkan.
Pemerintah Indonesia sendiri melalui Presiden Joko Widodo secara langsung menyatakan Indonesia berkomitmen membantu menyelesaikan permasalahan terhadap etnis Rohingya di Rakhine, Myanmar.
"Kita harapkan Minggu ini kita kirim lagi bantuan obat-obatan. Sekali lagi, kekerasan krisis kemanusiaan ini harus dihentikan," ujar Jokowi saat jumpa pers di Istana Kepresidenan, Jl Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Ahad (3/9/2017).
Pemerintah Indonesia juga sudah mengirimkan bantuan kemanusiaan untuk Rohingnya. Sebelumnya, Jokowi sudah mengutus Menlu Retno LP Marsudi untuk berdiplomasi ke pemerintah Myanmar.* [Syaf/voa-islam.com]