BANGIL (voa-islam.com)—Ustadz Felix Siauw menceritakan kronologis penolakan dirinya saat hendak berceramah di Masjid Manarul Islam Bangil, Pasuruan, Jawa Timur, Sabtu (4/11/2017). Penolakan dilakukan oleh massa dari badan otonom Nahdlatul Ulama (NU).
Dikatakan Ustadz Felix, dua hari sebelum acara sudah terdengar kabar ada ormas yang melaporkan dirinya ke polisi. “Alasannya klasik, tuduhan dan fitnah, anti-NKRI, anti-Pancasila,” tegas Ustadz Felix dalam akun Instagram miliknya, Sabtu (4/11/2017). (Baca: Ustadz Felix Siauw Ditolak Berceramah di Bangil oleh Banser Cs)
Ustadz Felix melanjutkan, “Lebih lucu lagi, yang diangkat ormas yang melabeli diri paling toleran dan paling NKRI ini, saya ditolak karena pentolan HTI, padahal HTI sudah dibubarkan penguasa.”
Sehari sebelum acara, Ustadz Felix mendapat kabar dari panitia jika semua sudah clear. Dipastikan kajian akan tetap berjalan setelah diadakan pertemuan antara tokoh agama, bupati, dan pejabat terkait.
“Maka saya pun berangkat ke tempat acara di hari Sabtu 04/11, sampai di Masjid Manarul Islam Bangil jam 08.00 dan ternyata disitu sudah dinanti oleh banyak sekali polisi. Ketika panitia menghantarkan sarapan, Kapolres Pasuruan memperkenalkan diri pada saya dan langsung meminta saya untuk diamankan di Polres Pasuruan. Saya bingung, tak memahami apapun, lalu bertanya kenapa? Polisi beralasan saya tidak mau menandatangani surat pernyataan sebagaimana disepakati,” papar Ustadz Felix.
Karena merasa bingung, Felix pun bertanya kembali. "Siapa yang menyepakati? Siapa yang membuat kesepakatan? Apa isi suratnya? Saya sama sekali tidak memahami hal itu,” ujar Ustadz Felix.
Dari penjelasan polisi dikatakan bahwa mereka mendapat tekanan dari ormas tertentu yang meminta tiga pernyataan dari Ustadz Felix Siauw. Pertama, mengakui ideologi Pancasila sebagai ideologi tunggal NKRI. Kedua, tidak akan menyebarkan ideologi khilafah, dan ketiga menyatakan keluar dari Hizbut Tahrir Indonesia.
“Bagi saya ini jelas-jelas sebuah jebakan, dan juga penghinaan. Sebab jika saya menandatangani, sama saja saya mengaku bahwa semua yang dituduhkan pada saya benar adanya,” kata Ustadz muda tersebut.
“Lebih jauh lagi, siapa mereka hingga saya harus membuktikan sesuatu dengan surat pernyataan bermaterai? Belum lagi diksi pernyataannya yang sarat kesalahan. Sungguh lucu, memberikan kajian di Masjid sekarang perlu syarat 3 diatas, bukan lagi standarnya benar dalam menyiarkan Islam, bukan lagi sesuai dengan Al-Quran dan As-Sunnah. Tidak pula mau berdiskusi ilmiah, tidak juga menunjukkan cara yang intelek, tapi aksi di Masjid dengan kata-kata kotor dan juga sumpah serapah, naudzubillahi min dzalik,” lanjut dia. *[Syaf/voa-islam.com]