View Full Version
Sabtu, 09 Dec 2017

Jadikan Yerusalem Ibu Kota Israel, Akademisi: Trump Lukai Warga Islam dan Kristen

BANDUNG (voa-islam.com) - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyampaikan dukungannya secara terbuka terhadap pemindahan Ibu Kota Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem. Bahkan, ia akan mendahuluinya dengan pemindahan Markas Dubesnya dari Tel Aviv ke Al Quds (Jerussalem).

Dosen Hubungan Internasional Fisip Unpas Dr. Anton Minardi, MA., M.Ag. memberikan tanggapan atas kebijakan Trump tersebut yang hampir ditentang oleh seluruh kaum Muslimim dunia.

Menurutnya, Yerusalem itu milik Islam, walaupun sudah ada kesepakatan di Unesco bahwa itu sudah diakui sebagai kota internasional bagi Islam, Kristen dan Yahudi.

"Pertama, pernyataan Trump melukai warga Islam dan Kristen.  Kedua, melanggar kesepakatan bersama bahwa Yerussalem kota internasional tiga agama," katanya kepada voa-islam.com, Jumat (08/12).

"Ketiga, memicu konflik lebih mendalam antara Zionis-Palestina. Keempat, memicu konflik yang lebih luas dengan dunia Islam khususnya," tambahnya.

Selanjutnya, menurut Anton, yang juga Dosen Pendidikan Islam (PAI) ini, pemindahan Ibu Kota dari Tel Aviv Israel ke Yerussalem akan membuat Zionis semakin percaya diri menginvasi Palestina.

"Kelima Zionis merasa lebih pede untuk melakukan invasi ke seluruh wilayah Palestina. Keenam, memicu gerakan anti Amerikanisme di dunia. Terakhir, membangkitkan kaum Muslimin menuju persatuan ummat dan memicu perang terbuka kalau itu menjadi kenyataan," jelasnya.

"Tapi tidak usah heran karena Hari Kiamat tidak akan terjadi kecuali kaum Muslimin sudah memerangi Yahudi," pungkas Ketua Bidang Agama Paguyuban Pasundan ini. [syahid/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version