SOLO (voa-islam.com)--Ratusan umat Islam Solo dan sekitarnya mengecam keras tindakan Presiden Amerika Donald Trump yang mendukung pindahnya Ibukota Israel ke Yarusalem, Jum'at kemarin (8/12/2017) di Bundaran Gladag, Solo. Hujan deras tidak menyurutkan semangat untuk tetap menggelar unjuk rasa.
Rahmat Allah juga terasa dalam unjuk rasa tersebut. Hujan deras yang semula mengguyur peserta aksi tiba-tiba reda saat orasi para ulama dan perwakilan ormas Islam hendak menyampaikan orasi. Matahari bersinar terik. Para peserta aksi yang semula bermandikan air hujan, lalu bermandikan keringat
"Inshaallah, ini menjadi bukti bahwa Allah meridhoi aksi kita pada hari ini. Kita tolak tindakan Presiden Amerika itu," ujar Yusuf Suparno, Sekertaris Laskar Umat Islam Surakarta (LUIS) dalam orasinya
Yusuf mengatakan, momentum kebangkitan umat Islam dipicu adanya semangat untuk membela agama. Di Indonesia, aksi 411, 212 hingga Reuni Akbar 212 kemarin dilatarbelakangi penistaan agama yang dilakukan Ahok.
Menurutnya, semangat bela Islam ini bukan tidak mungkin terjadi diseluruh negeri lantaran dipicu penistaan Presiden Amerika Donald Trump yang mendukung pemindahan ibukota Israel dari Tel Aviv ke Yarusalem.
"Aksi bela Islam di Indonesia adalah aksi terbesar sepanjang sejarah yang dilatarbelakangi penistaan agama. Bukan tidak mungkin kebangkitannya Islam seluruh dunia terjadi atas penistaan yang dilakukan Trump, " ujar dia.
Perwakilan ormas-ormas Islam dalam orasi mengecam tidakan Trump. Diantaranya lain perwakilan Majelis Mujahidin, Pesilat Pagar Nusa Solo, Pemuda Muhammadiyah Sukoharjo, Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII), Dewan Syariah Kota Surakarta (DSKS), Pengasuh Ponpes Ta'mirul Islam Solo KH. Muhammad Halim, dan Kasat Sabhara Polresta Surakarta Kompol Busyroni.* [Syaf/voa-islam.com]