SOLO (voa-islam.com)--Beredarnya buku pelajaran terbitan Yudhistira yang memuat Yerusalem sebagai ibukota Israel memicu protes. Kesalahan tersebut terdapat dalam buku ajar IPS Terpadu untuk siswa SD kelas 6 yang diterbitkan Penerbit Yudhistira.
Laskar Umat Islam Surakarta (LUIS) bergegas mendatangi kantor distributor Penerbit Yudistira di jalan Kutai Raya, Sumber, Banjarsari, Solo, Rabu pagi (13/12/2017).
Humas LUIS, Endro Sudarsono menuturkan, kabar adanya kesalahan tersebut telah viral di media sosial. Pihaknya lantas memburu buku tersebut untuk memastikan kebenaran kabar tersebut. Selasa sore (12/12/2017) pihaknya mendapatkan bukti fisik berupa buku cetakan Yudistira tahun 2010.
"Persolan ini menjadi perhatian elemen Islam di kota Solo. Kami mewakili tiga puluh dua ormas Islam di kota Solo meminta klarifikasi dari pihak penerbit," ujar Endro.
Endro memaparkan, kesalahan fatal buku tersebut terdapat pada halaman 56. Pada tabel pembahasan negara di Asia Barat tertulis negara Israel beribukota Yerusalem. Sedangkan tabel ibukota Palestina dikosongkan.
Hal yang sama juga ditemukan dalam buku sekolah elektronik (BSE) kelas 6 SD.
Sekjen LUIS, Yusuf Suparno menambahkan kesalahan yang dimuat dalam buku tersebut merupakan penyesatan. Oleh karena itu ia meminta pihak penerbit memberikan penjelasan, termasuk menggali informasi tentang penulis.
"Kalau ini kesengajaan tentu kami akan melakukan langkah langkah hukum," katanya.
Yusuf menambahkan, pihaknya juga meminta pihak penerbit untuk menarik buku yang telah beredar dan menyampaikan perminataan maaf pada publik. Pasalnya muatan dalam buku tersebut selain menyesatkan juga melukai perasaan umat Islam. Pasalnya, Yerusalem merupakan salah satu kota Suci bagi umat Islam.
"Tidak bisa kita bayangkan, berapa generasi betapa banyak anak yang sudah salah mengerti bahwa Yerusalem adalah ibukota Israel. Padahal Yerusalem adalah ibukota Palestina," ungkapnya.
Yusuf menambahkan, pihaknya juga mendatangi Dinas Pendidikan Kota Surakarta. Ia meminta Dinas Pendidikan untuk mengeluarkan edaran agar buku terbitan Yudhistira tersebut ditarik dan tidak digunakan.
Sementara itu, Susilo, Kepala marketing kantor distribusi Penerbit Yudhistira Kota Solo mengatakan, buku tersebut dicetak untuk skala nasional. Buku yang memuat kesalahan itu dicetak tahun 2006, 2010, dan 2016. Pihaknya juga tidak menyadari adanya kesalahan dalam buku tersebut.
"Selama ini tidak ada komplain, mungkin karena sekarang sedang hangat kecaman pada Presiden Amerika. Tapi kami berterima kasih kepada LUIS dan Ormas Islam karena dengan demikian kesalahan ini tidak berlanjut," ujar Susilo.
Susilo mengaku tidak tahu jumlah buku yang beredar dalam skala nasional. Namun dinKota Solo setidaknya da ribuan buku yanh di distribusikan. Pihaknya berjanji akan menghentikan distribusi buku tersebut. Namun demikian pihaknya tidak dapat melakukan penarikan buku yang dipersoalkan itu.
"Kalau untuk penarikan akan sulit, yang dapat kami lakukan adalah mengehentikan distribusi dan merevisi untuk cetakan yang tahun depan," pungkasnya.
Video Voa Islam TV: