SOLO (voa-islam.com)--Pernyataan aktifis gay, Dede Oetomo di acara Indonesia Lawyer Club (ILC) TVOne pekan ini dinilai melukai dunia pesantren. Pasalnya Dede menuding seolah-olah aktivitas homoseksual di pesantren aman dan lumrah.
"Itu ruduhan yang keji dan tidak pantas, melumrahkan itu (homoseksual dan lesbian) di Indonesia apa lagi di pesantren," ujar pengasuh Pondok Pesantren Ta'mirul Islam Solo, KH. Muhamamd Ali, Jumat (22/12/2017).
Ia menegaskan, pondok pesantren memiliki peran penting dan sumbangsih besar terhadap bangsa dan negara. Ponpes menjadi cikal bakal pendidikan dalam membentuk akhlak umat. Sebaliknya hasil pendidikan tinggalan Belanda tidak jarang melahirkan generasi yang cerdas namun tidak bermoral.
Kyai yang akrab di sapa Abah Ali itu menuturkan, upaya pelegalan lesbian, gay, biseksual dan transgender (LGBT) seringkali menjadikan hak asasi manusia sebagai tameng, agar dapat dilegalkan. Bahkan menyebutnya sebagai ruang privat agar tidak dapat dikatergorikan tindak kriminalitas. Padahal hak asasi pribadi tidak boleh melamggar hak asasi manusia lainnya.
"Nah secara naluri saja, manusia menolak LGBT. Jadi sebenarnya tidak perlu jadi polemik itu jelas salah," pungkas dia.
Simak video Voa Islam TV:
*[Aan/Syaf/voa-islam.com]