SOLO (voa-islam.com)--Persatuan umat Islam pasca Aksi Bela Islam 2016 lalu diharap tidak menguap. Umat Islam diharap menyatukan persepsi dan arah politik jelang Pilkada serentak 2018 dan Pilpres 2019.
"Kita usahakan umat Islam di Solo maupun seluruh Indonesia bersatu dalam pandangan politik maupun pemilihan calon pimpinan daerah, presiden, maupun DPR, DPRD," ujar Mayjen (Purn) TNI Kivlan Zein usai mengisi tabligh akbar di Masjid Mujahidin Banyuanyar Solo, Jawa Tengah Jumat (22/12/2017) lalu.
Ia menilai saat ini umat Islam kembali memegang peran penting dalam menentukan arah bangsa Indonesia. Pertarungan Pilkada DKI Jakarta kemarin menjadi bukti. Meskipun Ahok mendapat dukungan modal, partai politik dan kekuasaan ternyata gagal kembali duduk di kursi DKI 1.
Dinamika ibukota tahun lalu juga menunjukan, betapa kuat kekuasaan saat ini membela Ahok, penista agama. Namun, hal itu dapat dipatahkan dengan Aksi Bela Islam dan tokoh Islam yang sinergis dalam mengawal kasis teremsebut. Akhirnya, tak hanya gagal menjadi gubernur, Ahok berakhir dalam bui.
Disisi lain, Kivlan prihatin dengan sebagian kelompok Islam yang mengharamkan pemilu. Menurutnya, dinilai kontradiktif terhadap perjuangan Islam.
Pasalnya, golput secara tidak langsung memuluskan pihak-pihak yang tidak pro terhadap perjuangan Islam untuk meraih kekuasaan. Sebaliknya, partai partai dan tokoh yang berkomitmen terhadap Islam terpuruk lantaran kurangnya dukungan dari kalangan umat Islam.
"Kita sadarkan mereka, karana sikap mereka kontradiktif karena hukum dan peraturan yang muncul bisa saja merugikan kita (umat Islam)," pungkasnya.* [Aan/Syaf/voa-islam.com]