SURAKARTA (voa-islam.com) – Pondok pesantren Al-Mukmin Ngruqi kehilangan Kiai sepuh yang dikenal ahli hadits, KH. Ahmad Husnan, Lc, Rabu 03 Januari 2018, 20.30 malam.
Ustadz Ahmad Husnan wafat di kediamannya, dukuh Ngruqi, Rt. 06 RW. 17, Cemani, Grgol, Sukoharjo di usia 83 tahun.
Jenazah dishalatkan di Masjid Baitus Salam, Pondok Pesantren Al-Mukmin, Ngruqi. Dan dimakamkan di pemakman muslim Isy Karima, Karangpandan, Karanganyar, Kamis, 04/01 siang ini.
“Kehilangan ustadz, Kehilangan Ahli Hadits, Kehilangan Sang Penulis Buku, Semoga Husnul Khatimah,” tulis Ustadz Endro Sudarsono, saat mengabarkan surat duka di akun Facebooknya, Rabu malam.
Ustadz yang memiliki beberapa karya tulis di bidang ilmu hadits dan pemikiran Islam ini meninggalkan seorang istri dan 6 putra putri yang mengikuti jejaknya sebagai pengajar di pesantren.
Sesuai yang tertulis di biografinya, Ustadz Ahmad Husnan dilahirkan pada tahun 1940 di desa Wangen, Polanharjo, Klaten, Jawa Tengah. Ia adalah anak keempat dari pasangan Iman Kurmen dan Saudah. Ia belajar Al-Qur’an dari sang ayah pada malam hari, sekolah di SD Negeri pada pagi hari dan Madrasah Ibtidaiyah pada sore hari.
Setelah itu ia melanjutkan sekolah di PGA Negeri Solo. Lalu merantau ke Sumatera dan sekolah di PGAA Muhammadiyah Padangsidempuan, Tapanuli. Ia juga merupakan alumni Mu'allimin Muhammadiyah Payakumbuh, Sumatera Barat.
Ustadz yang bersuara lantang ini, juga pernah menimba ilmu langsung dari A Hasan di Pesantren Islam Bangil tahun 1962. Hingga kemudian diutus oleh Mohammad Natsir untuk kuliah di Universitas Islam Madinah dan lulus tahun 1973. Beliau juga sempat kuliah di Kairo pada tahun 1974.
Semangat perjuangan memang sudah tertanam pada jiwanya sejak kecil. Pada umur 12 tahun ia telah keluar masuk penjara di Delanggu, Klaten, dan Solo karena dituduh terlibat dalam peristiwa 426.
Dari situ ia melanjutkan perjuangan di Sumatera bersama Syafruddin Prawiranegara, Mr. Burhanuddin Harahap, dan Muhammad Natsir. Tahun 1959 ia menjadi pengurus Dewan Pemuda Indonesia yang berpusat di Bukittinggi. Lalu tahun 1970 menjadi Ketua Penerangan PPI Komisariat Madinah.
Selesai studi di Madinah dan Kairo, ia langsung diminta memimpin DDII (Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia) Jawa Tengah, sekaligus menjadi Da'i Rabithah 'Alam Islamy. Ia juga mengajar di beberapa majlis taklim dan menjadi pengasuh di Pesantren Islam Al-Mukmin. Selain itu, ia juga turut membidani lahirnya Yayasan dan Pesantren Tahfizhul Qur'an Isykarima, Karanganyar.
Di samping berdakwah, Ustadz Ahmad Husnan juga produktif menulis. Lebih dari 24 buku yang telah ia hasilkan. Tulisan-tulisannya terfokus pada dua bagian: yaitu untuk mendalami ajaran Islam yang bersumber dari Al-Qur’an dan As-Sunnah, serta untuk meluruskan atau menanggapi berbagai penyimpangan pemikiran yang dinilai berbahaya dan sesat.
Semoga Allah Subahanahu Wa Ta'ala menerima semua amal ibadah beliau, mengampuni dosa dan kesalahannya dan menajdikan surga sebagai tempat kembalinya. [PurWD/voa-islam.com]
* Keterangan Foto: Ustadz Ahmad Husnaan, Lc duduk di kursi roda bersama pengurus Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia Jawa Tengah.