SOLO (voa-islam.com)--Panglima Presidium Alumni 212, Ustadz Bernard Abdul Jabbar menegaskan tujuan Aksi Bela Islam bukan hanya saat momentum Aksi 212. Menurutnya, Aksi Bela Islam sebagai pemicu persatuan umat Islam.
Persatuan Islam diharap terwujud dalam berbagai medan perjuangan, termasuk perjuangan politik dan suksesi kepemimpinan. Ironisnya, masih ada sebagaian kalangan umat muslim yang alergi pada aktivitas politik. Padahal menurutnya politik merupakan bagaian dari ajaran Islam dan menjadi kendali kehidupan bernegara.
"Alexis itu sudah berkali-kali didemo tapi tidak kunjung ditutup karena dilindungi kekuasaan saat itu. Begitu pemegang kekuasaannya tumbang, hanya beberapa jam saja Alexis akhirnya ditutup," ujarnya, Ahad (21/1/2018) di Kantoe Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Solo.
Pihaknya merestui calon-calon dari kalangan umat Islam yang pro terhadap perjuangan Islam. Menurutnya, momentum politik 2018 dan 2019 wajib dimanfaatkan dengan sebagai-baiknya.
"Pesan yang saya terima dari HRS (Habib Rizieq Syihab) siapapun yang punya kesempatan dan potensi dicalonkan baik dalam pilkada, pileg dan pilpres, ambil kesempatan ini. Kalau tidak ulama kita akan habis di krimininalisasi," imbuh dia.
Ia menegaskan, umat Islam harus memberikan dukungan. Ia juga berpesan agar umat islam tidak memberikan dukungan suara pada mendukung partai partai dan tokoh tokoh yang pro penista agama, pro terhadap LGBT.
Di sisi lain, akan ada tantangan besar bagi umat Islam ditahun tahun politik ini. Bahkan umat Islam akan berhadapan dengan sejumlah tokoh muslim dan kyai yang berhasil 'dibeli'.
"Ada sekitar 350 ulama yang hendak direbut oleh mereka, jadi kadang nanti kita berhadapan dengan kelompok kita sendiri (umat muslim)," tandasnya.*[Aan/Syaf/voa-islam.com]