View Full Version
Kamis, 01 Feb 2018

API Bersatu Desak Presiden Pecat Kapolri

JAKARTA (voa-islam.com), Aktivis Pergerakan Islam Bersatu (API Bersatu) dengan tegas menolak tuduhan yang tidak berdasar dari Kapolri Jenderal Tito Karnavian kepada ormas-ormas Islam di luar NU dan Muhammadiyah sebagai kelompok  yang ingin merontokkan NKRI.

API Bersatu diketuai oleh Asep Syaripudin, Sekretaris Bukhori Abdul Shomad, dan puluhan anggotanya adalah para tokoh seperti Amien Rais, Moh Siddik, Usamah Hisyam, Dolli Kurnia, Shobri Lubis, Misbahul Anam, Slamet Maarif, Chandra Kurnia, Saleh Khalid dan sebagainya.

"Kami mengecam Kapolri Jenderal Tito Karnavian yang telah berulang kali meresahkan umat Islam dan telah mengotak-kotakkan umat Islam Indonesia terbelah menjadi dua  kubu, yaitu umat Islam yang tetap mempertahankan NKRI dan umat Islam yang ingin merontokkan NKRI," kata Ketua API Bersatu Ustaz Asep Syaripudin dalam pernyataan sikap, Rabu malam (31/01/208).

Pernyataan itu dibacakan di depan puluhan aktivis pergerakan Islam lintas gerakan dan organisasi massa, mereka berkumpul di kawasan Cipinang, Jakarta Timur, Rabu 31 Januari 2018 malam. Mereka menyikapi pernyataan Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian beberapa hari terakhir yang viral di media sosial.

Dalam video yang beredar yang pernah disiarkan stasiun iNews TV pada 8 Februari 2017 lalu, Kapolri semua pimpinan Polri memperkuat NU dan Muhammadiyah untuk menghadapi situasi.

Tito meminta agar jajaran Kepolisian untuk mendukung NU dan Muhammadiyah secara maksimal. “Semua Kapolda saya wajibkan untuk membangun hubungan dengan NU dan Muhammadiyah tingkat provinsi." “Semua Kapolres wajib untuk membuat kegiatan-kegiatan untuk memperkuat para pengurus cabang di tingkat kabupaten kota,” lanjut Tito.

Terkait pernyataan itu yang dianggap tidak sesuai dengan realita sejarah bangsa Indonesia itu, API Bersatu mengecam Tito, mereka menilai Tito telah menjatuhkan kredibilitas Korps Kepolisian RI di mata rakyat Indonesia khususnya umat Islam. 

API Bersatu pun mengecam Kapolri yang seharusnya sebagai pengayom, pelindung, dan pemersatu  umat, justru menjadi Pemecah belah umat, yang berpotensi merontokkan keutuhan NKRI.

Atas dasar hal tersebut, API Bersatu berkesimpulan, Tito Karnavian tidak layak dan tidak pantas menduduki jabatan sebagai Kapolri. 

"Berdasarkan fakta di atas maka kami mendesak Presiden RI Bapak Joko Widodo untuk segera memberhentikan Saudara Tito Karnavian dari jabatan Kapolri," tandasnya.

Sementara itu pada kesempatan terpisah, Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian mengatakan, video pidatonya tersebut tidak utuh sehingga maksud penyampaian pidato itu tidak terangkum sempurna di video yang viral.

“Sedikitpun tidak ada niat dari saya selaku Kapolri, termasuk Polri untuk tidak membangun hubungan dengan organisasi Islam di luar NU dan Muhammadiyah,” ujar Tito di kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Jalan Kramat Raya, Jakarta, Rabu (31/1).

Tito menyampaikan klarifikasi itu di hadapan pengurus Muhammadiyah, NU, dan beberapa ormas Islam.

Rencananya API Bersatu akan menyampaikan surat pernyataan ini akan kepada Presiden Jokowi melalui Sekneg pada Kamis siang(1/2/2018). (bilal/voa-islam)


latestnews

View Full Version