JAKARTA (voa-islam.com), Krisis kemanusiaan (humanitarian crisis) kembali mengemuka di tanah Suriah. Belum hilang dari ingatan ribuan nyawa yang tergadai akibat perang berkepanjangan di beberapa titik khususnya wilayah Aleppo dan sekitarnya.
Kini, dunia kembali dikejutkan dengan tewasnya ratusan jiwa, ribuan orang terluka, anak-anak serta wanita terancam kehidupannya. Wilayah Ghouta Timur, Suriah menjadi tempat bertempur baru (the new battle of war) bagi rezim pemerintahan dan lawan politiknya.
Menyikapi krisis kemanusiaan yang terus terjadi di Suriah, Pengurus Pusat Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) mengutuk keras perilaku pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) berat dalam bentuk kejahatan genosida sistemis (systemic genocide) di Suriah yang dilakukan oleh rezim pemerintah Bassar al Asad.
"Menyerukan seluruh elemen yang terlibat dalam pusaran konflik untuk melakukan gencatan senjata dalam waktu dekat semata-mata atas nama kemanusiaan," Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri PP KAMMI, Ibadurrahman, Lc, Kamis (1/3/2018).
KAMMI juga mendesak Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu, RI) menginisiasi Gerakan Solidaritas Internasional untuk Perdamaian Suriah dalam bentuk dialog antar umat (interfaith dialogue) melalui forum internasional. "Sebagaimana yang telah dilakukan oleh Pemerintah RI kepada Afghanistan dan krisis di Palestina,"ujar Ibadurrahman.
Kemudian, lanjut Ibadurrahman, KAMMI mendesak Pemerintah Indonesia untuk terus mengupayakan penyaluran bantuan kemanusiaan ke Suriah baik dari pemerintah maupun lembaga-lembaga kemanusiaan di Indonesia;
"Menyerukan kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk ikut berempati dan melakukan doa serta penggalangan solidaritas kemanusiaan untuk rakyat Suriah,"tuturnya.
Terakhir, KAMMI mengimbau kepada seluruh perwakilan KAMMI dari tingkat wilayah, daerah,, hingga komisariat untuk melakukan aksi solidaritas kemanusiaan dengan tagar #SaveHumanity dan #IndonesiaforSyria. (bilal/voa-islam)