View Full Version
Ahad, 04 Mar 2018

Silatnas Pejuang Baitul Maqdis: Stop Pelanggaran HAM di Ghouta

JAKARTA (voa-islam.com), Krisis kemanusiaan terus berlangsung di belahan dunia Islam. Serangan dan blokade masih setia menghinggapi jutaan orang. Dalam kondisi tak berdaya sekalipun, mereka tetap menjadi target dari arogansi para pemimpin zalim.

Hak tersebut menimbulkan keprihatinan Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) dan Spirit of Aqsa (SoA). Sehingga, mereka menggelar Silaturahim Nasional Ulama dan Aktivis Pejuang Baitul Maqdis di Jakarta, Sabtu 3 Maret 2018. 

"Anak-anak, wanita, dan orangtua pun menjadi korban. Sedangkan, tempat ibadah, panti asuhan, dan fasilitas kesehatan yang harusnya steril pun tak luput dari sasaran,"kata Ustadz Bachtiar Nasir dalam konferensi pers, di Jakarta.

Di Ghouta Timur, Suriah, serangan yang dilakukan oleh rezim Assad dan pendukungnya telah membunuh 674 warga sipil dalam dua pekan terakhir, menurut laporan White Helmets. "Ironisnya, Ghouta Timur, yang didiami oleh 400.000 jiwa, telah dikepung selama lima tahun terakhir dan diputus dari akses kemanusiaan," Ujar Bachtiar.

Di Palestina, sementara itu, pelecehan terhadap Baitul Maqdis kian meningkat dari tahun ke tahun. Relokasi kedutaan menjadi prioritas utama Amerika Serikat (AS) setelah Presiden Donald Trump mengumumkan keputusan untuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota negara penjajah Israel pada Desember tahun lalu.

"Bahkan, pada 14 Mei 2018 nanti, AS berencana meresmikan Kedutaannya di Baitul Maqdis,"ucap Bachtiar.

Menurut laporan media AS, Duta Besar AS untuk Israel telah menerima banyak tawaran dari donatur Yahudi yang bersedia mendanai bangunan baru untuk proyek tersebut. Trump juga mempertimbangkan untuk menerima sumbangan dari pemilik kasino dan tokoh bisnis terkenal Sheldon Adelson, yang berasal dari keluarga Yahudi, untuk membantu mendanai proyek tersebut.


Oleh karena itu, lanjut Bachtiar, Ulama dan Aktivis Pejuang Baitul Maqdis, sebagai wadah para pejuang pembebasan Palestina, menyerukan kepada umat Islam di Indonesia maupun luar negeri, serta pemimpin dunia untuk berjuang sekuat mungkin menghentikan kejahatan kemanusiaan di Suriah, khususnya di Ghouta.

"Meskipun, Dewan Keamanan PBB sudah menyepakati gencatan senjata di Suriah, serangan rezim Bashar Assad dan Rusia ternyata tetap tidak berhenti. Ini jelas pelanggaran serius terhadap hukum internasional,"tukasnya.

Pejuang Baitul Maqdis juga menyerukan kepada umat Islam dan pemimpin dunia agar bersungguh-sungguh memperjuangkan penolakan terhadap pemindahan Kedutaan Besar AS dari Tel Aviv ke Yerusalem pada bulan Mei.

"Langkah ini adalah bentuk pelecehan terhadap dunia Islam karena pemindahan itu bertepatan dengan hari di mana penjajah Israel mendirikan negara ilegalnya,"pungkas Bachtiar.

Silatnas ini dibuka oleh Wakil Ketua MPR HM Hidayat Nur Wahid, turut  hadir Wakil Ketua Komite Al Quds Syekh Samir Said yang berada di bawah al-Ittihad al-Alami lil Ulama al-Muslimin atau Persatuan Ulama Muslim Dunia, Wakil Ketua Umum PP Persis Dr Jeje Zainuddin, Pimpinan Pesantren Rafah Bogor KH M Nasir Zein, Ketua MUIMI DKI Jakarta Ustadz Fahmi Salim, dan Pengurus Al Irsyad Al Islamiyah, Ustadz Abdullah Sholeh Hadrami. (bilal/voa-islam)


latestnews

View Full Version