JAKARTA (voa-islam.com), Bekas petinggi TNI Angkatan Darat, Mayjen TNI (Purn) Kivlan Zen mengatakan kebangkitan Partai Komunis Indonesia (PKI) fakta bukan hoax.
"PKI bangkit itu fakta, PKI berusaha masuk ke semua partai, data-datanya ada sama saya, bukan bohong, baik di dalam atau di luar negeri," kata mantan Kepala Staf Kostrad itu dalam diskusi "Isu Kebangkitan PKI: Realita Atau Propaganda?" di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Selasa (6/3/2018).
Bahkan, lanjut Kivlan, anasir PKI terus melakukan konsolidasi dengan menggelar berbagai rapat, di daerah mematangkan isu-isu untuk membangkitkan Partai.
"Nanti di Yogyakarta, mereka rapat untuk menghapus Super Semar (Surat Perintah Sebelas Maret, red), karena menurut mereka dokumennya tidak jelas dan sudah hilang. Kalau Super Semar sudah dihapus, artinya nanti Tap MPRS No 25 tahun 1966 bisa dihapus,"ujarnya.
Lebih dari itu, imbuh Kivlan, mereka akan menekan Pemerintah bahwa mereka tidak salah. Anasir PKI juga sudah dapat kompensasi. "fakta komnas HAM sudah mengeluarkan surat bahwa PKI adalah korban,"jelasnya.
Kivlan melihat anasir PKI kedepannya akan minta rekonsiliasi kembali, tapi dengan nama Kerukunan Nasional, istilah kerukunan sudah ada zaman Bung Karno tapi akan dihidupkan kembali.
"Mereka ujung-ujungnya akan menuntut negara minta maaf, kalau mereka tidak bersalah, artinya Tap MPRS bersalah, Jenderal-jenderal bersalah, NU bersalah. Kalau mereka menang, kita akan dihabisi juga, seperti tahun 1948 ulama, tentara, pemerintah dibunuh, dan tahun 1965 juga begitu,"lontarnya.
Kivlan mengungkapkan bahwa concern PKI saat ini berusaha mencabut Tap MPRS No 25 agar bisa menghidupkan kembali partai.
Selain itu, Kivlan mengaku kecewa dengan Komnas HAM, karena data-data pembunuhan dari kalangan NU dan Muhammadiyah sudah diberikan kepada Komnas HAM, tapi tidak digubris.
"Hanya data dari mereka (PKI) yang diterima,"ucapnya.
Sambung Kivlan, Gerakan kebangkitan PKI cukup berbahaya karena leader komunisme di dunia adalah RRC. (bilal/voa-islam)