JAKARTA (voa-islam.com)- Tempat ibadah umat Islam di Papua yang dipersoalkan oleh kalangan kristen beberapa waktu lalu dikatakan oleh mantan Ketum PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin sebagai persoalan perasaan semata. Yang intinya terkait sikap sensitif.
"Itu persoalan sensitifitas saja. Persoalan perasaan. Di sana, kalangan kristiani khususnya gereja-gereja kristen tidak ingin ada tempat ibadah yang besar melebihi besarnya gereja di sana. Sebenarnya di tempat lain juga demikian. Jangan sampai ada tempat ibadah mengalahkan tempat ibadah mayoritas, di Jawa dan di mana-mana," katanya, ke wartawan, Rabu (21/03/2018), di MUI, Jakarta.
Akan tetapi, apabila sudah masuk ke dalam umat seperti diarahkan oleh umat lain, maka menurut dia hal itu harus dengan segera didiskusikan. "Tapi ketika menuntut harus tidak begini, begini, nah itu menjadi persoalan yang mesti dibahas bersama-sama. Saya yakin masalah di Jayapura selesai karena sebelumnya ingin ke sana tapi sudah ada pertemuan," tambahnya.
Din sebelumnya mengaku khawatir akan persoalan tersebut. Maka menurutnya musyawarahlah yang mesti dilakukan. "Dan hasilnya juga sepakat untuk dibicarakan dari hati ke hati dan musyawarah ke musyawarah," tutupnya bersyukur. (Robi/voa-islam.com)