FAKFAK (voa-islam.com) - Yayasan Al Fatih Kaaffah Nusantara (AFKN) Pimpinan Ustadz Fadzlan Garamatan dan Yayasan Al Manarah Islamiyah (Al Manarah) pimpinan Syaikh Khalid Al Hamudi, kembali akan memberangkatkan Haji para Kepala Suku, Tokoh Agama, dan Tokoh Masyarakat Muslim Papua (Nuu Waar).
Kedua yayasan dakwah Islam asal Jeddah, Arab Saudi dan Fakfak, Papua Barat, yang telah menjalin kerjasama dakwah dalam lima tahun belakangan ini, juga akan memugar dua Masjid untuk diperbaiki dan diperluas, serta membangun satu Madrasah. Pembangunan masjid dan madrasah itu, bertujuan untuk menggairahkan dan terus membangun syiar Islam di Tanah Nuu Waar, khususnya di Kabupaten Sorong Raya, Sorong Selatan, dan Fakfak yang kian masif.
Kesepakatan dalam bingkai syiar Islam di Nuu Waar tersebut, dicapai dalam perjalanan "Safari Dakwah AFKN-Al Manarah" selama sepekan, 20-26 Maret 2018, bersama Syaikh Khalid Al Hamudi dan Ust. Fadzlan Garamatan, ke sejumlah kampung muslim di Kabupaten Sorong Raya, Sorong Selatan, dan Fakfak.
Enam wilayah muslim yg dikunjungi rombongan safari dakwah ini antara lain: (1) Kampung Pasir, Distrik Kokas, Kab. Fakfak; (2) Kampung Migori, Distrik Kokas, Kab. Sorong Selatan;. (3) Kampung Pulau Arguni, Distrik Arguni, Kab. Fakfak; (4) Kampung Patipi Pasir (Masjid Agung Baitul Makmur), Distrik Teluk Patipi, Kab. Fakfak; (5) Kampung Wagom, Distrik Pariwari, Kab. Fakfak; dan (6) Kampung Maibo, Distrik Aimas-Klalin IV, Kab. Sorong Raya.
Di enam lokasi kunjungan tersebut, Syaikh Khalid secara spontan menghadiahkan 20 orang warga muslim asli Nuu Waar, untuk diberangkatkan haji tahun ini juga. Mereka adalah para Imam Masjid, Kepala Kampung, Camat, Kepala Suku, Tokoh Adat, dan Tokoh Agama.
Sedangkan dua masjid yang akan dan dibangun dari donasi dakwah Yayasan Almanarah, yaitu di Kampung Migori, Kab. Sorong Selatan dan di Kampung Patipi Pasir, Fakfak.
Selain dilakukan pembangunan masjid di kampung muslim Migori, yang penduduknya tinggal di tepian sungai muara Teluk Berau, juga akan dibuatkan sumber air bersih yang memenuhi standar kehidupan yang layak. Mengingat, kondisi air di wilayah aliran sungai dan bertanah gambut itu, sangat tak memenuhi standar kelayakan hidup sehat, karena berwarna coklat pekat. Selama ini, warga setempat hanya mengandalkan air tadah hujan untuk kebutuhan hidup mereka sehari-hari.
"Selain kami juga akan memugar masjid, membangun madrasah, dan membuat sumur bor air bersih di kampung Migori ini,
insyaa Allah pada hari Raya Idul Adha tahun ini, kami juga akan mengirim satu ekor sapi qurban, sesuai permintaan kepala kampung," ujar Syaikh Khalid Al Hamudi.
Ia yang berkebutuhan khusus dengan kursi rodanya, rela menempuh perjalanan ke Kampung Migori, melalui jalur darat selama 1, 5 jam, ditambah perjalanan menggunakan sampan (kole-kole) selama 3 jam melalui jalur laut dan aliran sungai Muara Berau.
"Kami jadi ikut bersemangat dan terharu, melihat kesungguhan Syeikh Khalid bersafari dakwah kali ini. Walau dengan kekurangannya, yang lumpuh dan harud menggunakan kursi roda, beliau tak pernah merasa lelah dan mengeluh dengan tantangan perjalanan darat dan laut yang ada," puji Ust. Fadzlan Garamatan.
Mengusung Kubah Masjid
Selain perjalanan dakwah ke Kampung Migori, Sorong Selatan, yang cukup menantang dengan perjalan laut berombaknya, berkunjung ke Kampung Maibo, Sorong Raya juga punya keunikan tersendiri. Pasalnya, saat dilakukan prosesi peresmian Masjid Al Jabbal di kampung yang.merupakan kawasan relokasi warga muslim asli Papua, akibat perluasan bandara Domine Edwar Osok, Sorong itu, dilakukan dengan cara mengarak kubah masjid keliling kampung, yang kemudian diusung naik ke puncak masjid dengan tangga kayu yg dibuat khusus.
Syaikh Khalid yang didampingi Ust. Fadzlan Garamatan dan Ketua Yayasan Al Manarah Habib Haidar, dengan kursi rodanya ikut pula diusung ke atas untuk menyaksikan langsung pemasang kubah di punvak masjid. Sebagai pertanda selesainya proses pembanguan Masjid Al Jabbal.
"Kami sudah banyak membantu pembangunan masjid, tetapi baru kali ini prosesi peresmiannya seunik ini: kubahnya langsung diusung ke atas masjid," ujar Habib Haidar kagum.
Baik Habib Haidar maupun Syaikh Khalid Al Hamudi, berjanji akan kembali melakukan Safari Dakwah ke Tanah Nuu Waar (Papua) di tahun-tahun mendatang. Mengingat sambutan warga muslim asli Nuu Waar sangat antusias dan ramah atas kunjungan silaturrahim "Safari Dakwah AFKN-Al Manarah".
Ditambah lagi, selama Safari Dakwah terdebut ada lima mualaf yang disyahadatkan langdung oleh Syaikh Khalid Al Hamudi. Empat orang di kampung Migori dan satu orang di kota Sorong.[ah/rilis]