ANKARA, TURKI (voa-islam.com) - Turki telah memperingatkan Prancis yang berencana memperkuat kehadiran militernya di Suriah, menekankan bahwa langkah semacam itu akan menjadi sebuah invasi.
"Jika Prancis mengambil langkah apa pun terkait kehadiran militernya di Suriah utara, ini akan menjadi langkah tidak sah yang akan melanggar hukum internasional dan pada kenyataannya, itu akan menjadi sebuah invasi," kata Menteri Pertahanan Turki Nurettin Canikli pada hari Sabtu (31/3/2018).
"Terutama jika mereka bermaksud untuk mendukung elemen-elemen kelompok teror atau memberikan perlindungan langsung atau tidak langsung dengan angkatan bersenjata, ini akan menjadi langkah yang benar-benar berbahaya," tambahnya.
Ucapan Canikli datang sebagai tanggapan atas janji oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron hari Kamis untuk lebih mendukung militan Komunis Kurdi yang didukung AS di Suriah utara.
Turki memulai apa yang disebut Operasi Cabang Zaitun di Afrin pada 20 Januari untuk membersihkan perbatasan Suriah utara dari Unit Perlindungan Rakyat (YPG), sebuah kelompok militan Komunis Kurdi yang didukung Amerika Serikat yang dikaitkan Ankara dengan organisasi teroris Komunis Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang tumbuh di dalam negeri dan melakukan pemberontakan berdarah untuk otonomi di tanah Turki.
Pernyataan Macron juga mengundang reaksi marah dari Wakil Perdana Menteri Turki Bekir Bozdag, yang mengatakan Jum'at bahwa janji untuk mendukung Kurdi adalah untuk mendukung dan melegitimasi kelompok teroris.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan juga mengecam pendirian Prancis sebagai "sepenuhnya salah." (st/ptv)