View Full Version
Selasa, 03 Apr 2018

Puisi Balasan untuk Bu Suk, ''Sukma Mati''

BEKASI, (voa-islam.com) – Puisi Sukmawati berjudul "Ibu Indonesia" yang dibacakan di ajang Indonesian Fashion Week 2018 di JCC Jakarta, Kamis malam (29/3) menuai protes dari masyarakat luas.

Bu Suk (panggilan yang diambil dari awal namanya) dinilai melecehkan syariat Islam berupa cadar dan adzan.

Tanggapan keras dituliskan warganet, seperti berita  yang dilansir RMOL.co, Senin, (02/04/18) kemarin pagi dengan title “Netizen: Sukmawati Anti Islam”.

"Saya yakin, orang ini anti Islam," tulis Dody Setiawan pemilik Twitter @duddysatyavan sesaat lalu.

Netizen lain M. Khumaini menilai tidak elok sekelas Sukmawati membanding-bandingkan antara kebudayaan dengan keislaman.

‏"Bu Sukmawati, tidak tepat dan tidak elok membandingkan konde dengan cadar. Tidak bijak membandingkan suara kidung dengan azan. Apalagi mengganggap yang satu lebih baik dari yang satunya," terangnya.

"Jika Ibu tidak tahu masalah syariat hendaknya tidak membanding-bandingkan masalah tersebut," tambah pemilik akun  @mkhumaini itu.

Puisi Sukmawati juga dinilai memancing isu SARA. Penilaian itu disampaikan Ritha Nadhira pemilik akun @Ritha_Nadhira.

"Sukmawati ini memancing isu SARA. Masak konde dianggap lebih baik dari cadar? Masak suaran kidung dianggap lebih merdu dari suara adzan? Jangan campuri Islam kalau kau tak paham syariat Islam, lebih baik diam dari pada bikin gaduh NKRI," twittnya.

Sejumlah seniman menaggapi secara elegan dalam bentuk puisi. Salah satunya, Zak Sorga, di karyanya yg berjudul “Sukma Mati”.

Puisi “Ibu Indonesia” Sukmawati dinilai menggambarkan matinya Sukma, raga, pikiran, rasa, dan harga diri.

Bu Suk juga diingatkan agar segera tobat. Jika tidak,  “kau akan sekarat. Dirimu terus melarat. Hidupmu akan tersayat-sayat.”  

Berikut puisi Zak Sorga:

SUKMA MATI

Karya: Zak Sorga .

sukma mati
raga mati
fikiran mati
rasamu mati
harga diri mati
kau berjalan bagai zombie .
kau khianati negeri sendiri
kau hujat syariat islam yang suci
seolah kau bertangan besi
Ingin memadamkan cahaya ilahi.
.
Cahaya Ilahi
adalah cahaya segala cahaya
tanpa itu kau buta
gelap gulita
Lebih hina dari binatang melata

sukma mati
ragamu mati
fikiranmu mati
rasamu mati
kau berjalan merangkak-rangkak
nyeri tanpa harga diri

Tanah pun kau belum
Udara pun kau belum
Besi pun kau belum
kau hanya mengkais-kais
remah-remah kepahlawanan
apa kau tak malu?

Sukma mati
kau lahir dari mimpi yang lain
Fikiranmu tercemar
Cintamu Nanar
Indonesia tak membutukanmu
Tanpa tobat kau akan sekarat
dirimu terus melarat
Hidupmu akan tersayat-sayat
berkalang sunyi
Nyeri abadi.

[PurWD/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version