JAKARTA (voa-islam.com), Presidium Majelis Nasional KAHMI, Ahmad Doli Kurnia menyayangkan puisi kontroversial berjudul 'Ibu Indonesia' karya Sukmawati Soekarnoputri yang dibacakan saat acara '29 Tahun Anne Avantie Berkarya' di Indonesia Fashion Week 2018.
Doli menilai puisi tersebut kembali membenturkan Islam dan nikai kebangsaan yang sebenarnya tidak bertentangan.
"Kami sangat menyayangkan, di tengah-tengah pendinginan dan penciptaan suasana ke arah yang lebih kondusif serta pemulihan kembali situasi bangsa pasca pilkada DKI yang begitu sangat tinggi dinamikanya, tidak ada angin tidak ada hujan, tiba-tiba lahir puisi yang seolah mengundang kembali suasana pertentangan antara ke-Islaman dan ke-Indonesiaan," kata Doli dalam keterangannya, Jakarta, Rabu (4/3/2018).
Menurut Doli, lebih berbahaya lagi, puisi kontroversial itu datang dari anggota keluarga yang selama ini dihormati sebagai Bapak Bangsa, ikut membidani lahirnya Indonesia sangat kental pemahaman tentang kultur Indonesia yang agamis, berbudaya, dan beradab.
Sementara, Indonesia yang dilahirkan oleh Bung Karno dan founding father lainnya adalah Indonesia yang didasari oleh nilai-nilai Ke-Tuhanan, Ke-manusiaan, dan Kebersamaan yang saling menghargai dan menghormati keberagaman dan perbedaan.
"Bagi KAHMI dan Keluarga Besar HMI, yang lahir dua tahun setelah kemerdekaan, nilai ke-Islaman dan ke-Indonesiaan adalah doktrin yang satu dan tak terpisahkan dalam berkomitmen dan melakukan seluruh peran, kontribusi, serta aktivitasnya sebagai anak bangsa,"ujarnya.
Doli menegaskan bahwa KAHMI selalu menjadi yang terdepan menjaga Indonesia, apabila ada kekuatan-kekuatan yang berupaya memisahkan nilai-nilai ke-Islaman dan ke-Indonesiaan.
Dan itu semua berlaku untuk setiap aspek kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara. Seluruh pemikiran, ucapan, perilaku, tindak tanduk sebagai anak bangsa haruslah mencerminkan pengembangan kehidupan yang damai, harmonis, rukun, dan tenteram berbasis nilai-nilai religiusitas dan kebudayaan Indonesia.
"Apa yang telah dilakukan oleh Ibu Sukmawati adalah sesuatu yang dapat menciderai kehidupan yang sejak awal dibangun oleh orang tuanya,"tegas Doli.
Selain itu, katanya, apa yang disampaikan oleh Sukmawati tidak ada hubungannya dengan pertentangan seni, budaya, dan politik. Serta, apa yang disampaikan Sukmawati adalah sesuatu pemikiran yang justeru keliru, bertentangan, dan berbahaya bagi ke-Indonesiaan.
"Oleh karena itu, langkah bijak yang harus dilakukan oleh Ibu Sukmawati adalah introspeksi diri serta memohon maaf kepada rakyat Indonesia, sebagai ksatria dan negarawan seperti sang Proklamator, ayahnya,"tandasnya. (bilal/voa-islam)