View Full Version
Senin, 16 Apr 2018

Tagar #2019GantiPresiden Dinilai Hidupkan Demokrasi

JAKARTA (voa-islam.com), Jelang Pilpres 2019 dinamika politik Indonesia semakin ramai, utamanya saat muncul tagar #2019GantiPresiden, sebagian pihak menilai hastag itu sebagai aspirasi politik masyarakat jelang Pemilu, sebagian pihak lagi menilai sebagai manuver politik.

Sekjen Pemuda Muhammadiyah, Pedri Kasman menilai kemunculan tagar #2019GantiPresiden membuat proses politik lebih indah.

"Tagar itu telah memberi warna yang menarik bagi proses demokrasi kita. Ia membuat kompetisi Pilpres jadi hidup. walaupun belum ada capres yang pasti dari KPU," katanya kepada voa-islam.com, Senin (16/4/2018).

Lanjut Pedri, perlu dicatat bahwa tagar itu sangat demokratis dan pancasilais. Hal ini membantah sebagian opini yang menilai tagar itu Black Campaign.

"Tak ada yang dilanggar. Justru, ia menghidupkan kualitas demokrasi kita,"ujarnya.

Menurut Pedri, fenomena tagar #2019GantiPresiden tidak boleh dilarang. Bila dilarang menunjukkan kualitas seseorang dalam berdemokrasi.

"Jadi, kalau ada pihak yang melarang-larang, dipastikan pihak itu tak siap berdemokrasi,"tandasnya.

Diketahui, Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera menilai kemunculan tagar #2019GantiPresiden yang tengah ramai di twitter suatu hal uang wajar . Mardani adalah sebagai salah satu politisi yang mempopulerkan tagar tersebut di twitter sejak dua minggu lalu.

"Pertama-tama ingin menegaskan Gerakan #2019GantiPresiden adalah gerakan yang sah, legal dan konstitusional. Konstitusi kita di Pasal 22E menegaskan bahwa pemilu diselenggarakan tiap 5 tahun untuk memilih salah satunya Presiden dan Wakil Presiden," kata Mardani melalui keterangan tertulis, Rabu (4/4/2018). (voa-islam)


latestnews

View Full Version