BOGOR (voa-islam.com), Prof Dr KH Didin Hafidhuddin menjelaskan bahwa Umar bin Khattab adalah sahabat Nabi Muhammad SAW yang sangat luar biasa keimanan dan keberaniannya. Sebelum masuk Islam, ia didoakan oleh Nabi agar menjadi penguat barisan kaum muslimin.
"Umar orangnya terbuka dan jujur, karena itulah akhirnya ia mendapatkan hidayah," ungkap dalam kajian tafsir di Masjid Al Hijri II Universitas Ibn Khaldun (UIKA) Bogor, Sabtu lalu (14/4).
Ketika menjadi khalifah, Umar menjadi pemimpin yang luar biasa. "Bukan pencitraan tapi betul-betul datang sendiri melihat keadaan orang miskin," jelas Kyai Didin.
Kisah yang masyhur adalah ketika Umar melihat seorang ibu yang memasak batu untuk menenangkan anak-anaknya karena kelaparan tidak punya makanan. Ketika itu Umar sangat terkejut dan akhirnya dia sendiri yang mengantarkan makanan kepada keluarga tersebut. Hal itu dilakukan karena takut pertanggungjawaban di hadapan Allah di akhirat kelak.
"Bahkan dalam sebuah riwayat, Umar pernah mengatakan jangan sampai ada binatang yang kelaparan selama ia menjadi khalifah. Jadi jangankan manusia, binatang pun tidak boleh kelaparan," tutur Kyai Didin.
Dan Umar itu hanya takut kepada Allah, hal tersebut ditunjukkan misalnya setiap kali ia berwudhu, bergetar badannya. "Sahabat yang lain bertanya kenapa bergetar, Umar menjawab bahwa ia akan menghadap Allah subhana wa ta'ala, zat yang menciptakan, menghidupkan dan mematikan setiap makhluk," kata Kyai Didin.
"Dengan keberanian dan keimanan yang tinggi, pantas kalau ada Umar setan pada lari," tambahnya.
Oleh karena itu, kata Kyai Didin, kalau sekarang ada yang mengatakan ada pemimpin seperti Umar itu rasanya berat sekali. "Itu tidak tahu sejarah," ungkapnya.
Menurutnya, spirit rohani dan jasmani Umar itu luar biasa. "Tidak ada pencitraan, betul-betul bertanggung jawab kepada Allah SWT sebagai pemimpin," jelasnya.
"Saya kira merendahkan jika ada yang menyamakan kita seperti Umar. Itu tidak tepat, jadi harus ngaji lah," tandas Kyai Didin. (voa-islam)