JAKARTA (voa-islam.com), Pusat Hak Asasi Muslim Indonesia (PUSHAMI) menilai diskriminasi PT Telkom Indonesia Tbk dalam pembagian dana Corporate Social Responsibility (CSR) kepada umat Islam, karena umat Islam tidak memiliki kepemimpinan di sektor tersebut.
"Ini akibat posisi strategis tidak dikuasai mayoritas muslim di Indonesia," kata ketua Divisi Kebijakan Publik PUSHAMI, Jaka Setiawan kepada voa-islam, Jakarta, Senin (23/4/2018),
Menurut Jaka, umat perlu mendata BUMN, BUMD, atau perusahaan-perusahaan negara mana saja, yang disalahgunakan untuk kepentingan primordial.
"Kita perlu list aset-aset negara yang mereka kuasai, digunakan untuk kepentingan publik atau disalahgunakan untuk kepentingan golongan sesama mereka saja,"terangnya.
Dalam konteks ini, lanjut Jaka, asas proporsionalitas penting untuk jabatan-jabatan strategis di pemerintahan, BUMN, dan BUMD.
"2018 dan 2019 menjadi refleksi kita untuk memilih pemimpin muslim, selidiki track recordnya, sekarang kan informasi sudah terbuka via FB, Twiter, atau IG," beber Pengamat Intelijen Independen itu.
Jaka menegaskan diskriminasi yang terjadi sekarang ini terhadap umat Islam, karena umat meninggalkan kepemimpinan Islam.
"padahal, kepemimpinan Islam penting di semua level," tandasnya.
Diketahui, pembagian dana CSR Telkom dirasa banyak pihak sangat tidak proporsional terhadap umat Islam, sebab Masjid hanya dapat 100 juta rupiah, sementara Gereja melimpah ruah dapat 3,5 Milyar. Sementara, sekitar 87 persen rakyat Indonesia adalah umat Islam.
Persoalan ini sempat mendapat protes dari dua organisasi massa Islam terbesar di Indonesia, yakni NU dan Muhammadiyah. (bilal/voa-islam)