JAKARTA (voa-islam.com), Sekjen Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI), Ustadz Bachtiar Nasir mengatakan masjid adalah tempat yang sah menjelaskan dakwah politik Islam.
"Dakwah politik islam diajarkan di dalam al Quran tentang kepemimpinan, keadilan, kesejahteraan umum, saya kira hadits-hadist juga banyak menjelaskan hal ini," katanya kepasa voa-islam, Selasa (24/4/2018).
Sebagaimana, lanjut Bachtiar, nash menjelaskan tentang pemimpin-pemimpin yang dimurkai Allah untuk menjadi pelajaran.
"Jadi, tidak tepat kalau ada pelarangan dakwah politik Islam di masjid,"ujarnya.
Namun, lain hal bila masjid digunakan oleh para kandidat berkampanye di masjid. Maka, hal itu tidak etis, karena di dalam masjid itu tidak boleh diseru selain Allah.
"Jika yang diseru adalah ayat-ayat Allah tentang kepemimpinan, ayat tentang kesejahteraan rakyat, tentang penataan kelola keuangan di dalam al Quran itu sah-sah saja," tandasnya.
Diketahui, wacana penolakan politisasi masjid ramai disorot seusai relawan kandidat calon tertentu berkampanye anti politisasi masjid. Wacana itu semakin ramai diperbincangkan, setelah Wakil Ketua DMI Komisaris Jenderal Polisi Syafruddin juga meminta elite politik untuk tidak menggunakan masjid sebagai medium berpolitik. ”Jangan lah. Politik jangan dibawa ke masjid,” ujarnya saat menghadiri deklarasi Indonesian Islamic Youth Economic Forum (ISYEF) di Perpustakaan Nasional di Jakarta, Minggu (15/4).
Pasalnya, jika agama dicampuradukkan dengan politik praktis, hal itu menimbulkan kerawanan sosial. Meski demikian, dewan masjid harus mengambil peran dalam setiap persoalan atau pertikaian yang ada di masyarakat. ”Pokoknya dewan masjid jadi fasilitator semua masalah,” imbuhnya. (bilal/voa-islam)