JAKARTA (voa-islam.com)- Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, kiai Ma’ruf Amin membantah pertanyaan wartawan yang menanyakan bahwa politik sebagaimana arahan Presiden mestilah dipisah dari agama. “Tidak begitu. Pengertian politik itu seperti apa?” bantah kiai, Senin (30/4/2018), di gedung MUI Pusat, Jakarta.
Menurut beliau, politik tidaklah demikian yang dimaksud. Akan tetapi, ia menjelaskan bahwa perpolitikan itu ada beberapa kategori ataupun anggapan.
“Politik itu ada politik dengan pengertian sempit dan politik kebangsaan dan kenegaraan. Ada politik yang harus didasari oleh agama,” jelasnya.
Sebab, masih menurut beliau, jika politik tidak didasari oleh agama, bisa jadi perpolitikan itu menghalalkan semua cara dalam menempuh keinginan. “Nanti kalau tidak ada agamanya malah menghalalkan segala cara. Nanti kita posisikan,” sambungnya.
Namun demikian, ia juga menghimbau agar agama itu juga jangan dijadikan alat politik. “Dalam arti sempit. Kira-kira begitu. Nanti kita bahas lebih dalam,” katanya lagi.
Kiai Ma’ruf menyampaikan demikian dalam rangka pra acara Itjma Ulama yang ke-6. Acara ini akan menjawab beberapa hal selain perpolitikan. Acara direncakan akan berlangsung pada tanggal 7-10 Mei 2018 mendatang di Banjar Baru, Banjarmasin, Kalimantan. (Robi/voa-islam.com)