JAKARTA (voa-islam.com), Peristiwa pemboman di Surabaya (13-14/5/2018), membuat ketakutan berlebihan di masyarakat, Simbol-simbol keagamaan dicurigai berlebihan.
Kepala Biro Misi Internasional Hubungan Internasional Polri, Brigjend Pol. Krishna Murti mengimbau masyarakat agar tidak melakukan stigmatisasi terhadap atribut keagamaan.
Hal itu ia ungkapkan dalam postingannya di akun Instagram pribadinya, @krishnamurti_91.
Menurut Krishna, wanita mengenakan cadar mengikuti ajaran yang mereka yakini. Ia meminta masyarakat untuk tidak memberi label buruk pada wanita bercadar.
"Wanita menutup aurat dengan jilbab ataupun bercadar itu adalah pilihan berdasarkan keyakian masing-masing. Jadi jangan kalian cap mereka dengan label tidak baik. Menutup aurat adalah kewajiban yang diajarkan nabi," tulis Mantan Wakapolda Lampung itu, Senin (14/5/2018).
Lebih dari itu, Krishna juga mengimbau masyarakat untuk tidak menilai pria berjenggot dan yang mengenakan celana cingkrang sebagai kaum radikal. Sebab menurut Krishna, di dalam ajaran Islam ada anjuran menggunakan celana yang tidak menyapu lantai.
"Dalam Shalat kita diajarkan untuk menaikan celana diatas mata kaki agar diterima Shalat kita,"ujarnya.
Krishna menegaskan menilai orang dari penampilannya merupakan hal yang tidak baik, sebab banyak tindakan kejahatan yang bersembunyi dalam pakaian yang dikenakan.
"Jangan label orang karena penampilan. Dan jangan juga menyembunyikan kejahatan dengan penampilan. Banyak pelaku kejahatan bersembunyi dibalik pakaian bagus, dibalik batik, dibalik jas, dibalik seragam, dibalik perilaku manis,"ujarnya.
Terakhir, Krishna meminta masyarakat untuk bersama-sama memerangi kejahatannya bukan memerangi umat manusia.
"Kita perang terhadap kejahatan, bukan perang terhadap manusia,"pungkasnya. (bilal/voa-islam)