JAKARTA (voa-islam.com)--Sejumlah mahasiswa dan pemuda yang mengatasnamakan dirinya Jaringan Mahasiswa dan Pemuda Islam (Jampi-NKRI) melakukan aksi demontrasi di depan kantor Pengurus Pusat Dewan Masjid Indonesia (PP DMI), Selasa (15/5/2018).
Aksi tersebut terkait dengan isu politisasi masjid yang terjadi belakangan ini. Jampi-NKRI meminta agar BIN dan Polri berhenti menggunakan DMI untuk mencurigai kegiataan-kegiatan umat Islam yang dilakukan di dalam masjid.
Dwi Anggana selaku korlap aksi Jampi-NKRI menilai, DMI saat ini menjadi alat BIN dan Polri karena ada Budi Gunawan selaku kepala BIN dan Syafruddin selaku Wakapolri di dalam struktur kepengurusan DMI. BIN dan Polri berhasil menggunakan DMI untuk agenda operasi institusinya.
Lanjutnya, Masjid yang sejatinya adalah tempat berbagai kegiatan umat Islam sampai melahirkan tokoh-tokoh Islam dipaksa untuk digunakan sebagai tempat ritual ibadah saja. Oleh karenanya Jampi-NKRI meminta Kepala BIN dan Wakapolri berhenti mengurusi masjid dan keluar dalam struktur kepengurusan DMI.
Haikal, salah seorang orator mengatakan BIN dan Polri adalah aparatur keamanan negara, seharusnya bersikap netral dan fokus saja pada ranah yang menggangu ketentraman dan kenyamanan umat beragama dan mengancam kebhinekaan saja, bukan mengurusi dan mengatur-atur masjid.
”Bila Kepala BIN (Jend Pol. Budi Gunawan) dan Wakapolri (Komjen Pol. Syafruddin) tidak keluar dari DMI dan masih saja menggoreng isu politisasi masjid, maka kami akan terus melakukan aksi massa dalam jumlah yang lebih besar,” ucap Haikal mengakhiri orasinya.* [Syaf/voa-islam.com]