JAKARTA (voa-islam.com)—Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) kembali menegaskan penolakan terkait rekomendasi penceramah oleh Kementerian Agama. Menurut Wakil Ketua Umum Dewan Dakwah Pusat, Ustaz Amlir Syaifa Yasin, rekomendasi penceramah ini berpotensi menimbulkan kecurigaan yang berakibatkan perpecahan.
“Kita sudah buat pernyataan, minta itu supaya dihentikan. Karena ini mengotak-ngotakan muballigh. Ya kita minta supaya dihentikan,” tegas Ustaz Amlir di kantor Dewan Dakwah, Jalan Kramat Raya 45, Jakarta Pusat baru-baru ini.
Kemudian, Dewan Dakwah bersama 11 ormas Islam lainnya yang tergabung Majelis Ormas Islam juga mengeluarkan keputusan serupa.
“Dewan dakwah juga tergabung di dalam Majelis Ormas Islam. Terdiri dari 12 ormas, ada Dewan Dakwah, Hidayatullah, ada Matlaul Anwar, Persis, Al Irsyad, Nahdlatul Wathan, Al Ittihadiyah, Ikadi. Kita sudah putuskan menolak. Tapi kita bikin alternatif. Alternatifnya, kita perlu membuat kode etik muballigh. Kemudian harus ada Dewan Etik, yang dibentuk MUI bersama ormas Islam,” ungkap Ustaz Amlir.
Kode etik ini perlu guna mengantisipasi muballigh-muballigh karbitan. “Kode etik ini perlu agar tak ada muballigh yang tak jelas,” tandas Ustaz Amlir.
Simak video Voa Islam TV
*[Syaf/voa-islam.com]