TANGERANG (voa-islam.com), "Gimana kesannya ikut pesantren holiday" tanya ustad Yusuf Mansur kepada Muktam Roya Azidan (13), putra pertama menteri pendidikan dan kebudayaan Indonesia (mendikbud) Muhadjir Effendy. Dengan senyum kecil Zidan menjawab, "senang"
Ia lalu menceritakan banyak pengalaman yang ia temukan selama 4 hari mengikuti pesantren holiday di pondok pesantren tahfizh Daarul Qur'an, Ketapang, Tangerang. Meski awalnya ragu ikut kegiatan ini namun akhirnya ia suka karena banyak mendapat teman baru.
"Banyak teman baru yang lucu dan seru. Saya jadi betah" ujarnya. Ia menambahkan selama mengikuti kegiatan ini mampu menyelesaikan hafalan surah Al-Waqiah.
"Insya Allah mau ikut lagi" katanya sambil tersenyum.
Selain merasa kerasan ia juga mengaku rindu kepada orangtua dan adiknya. Kerinduan tersebut ia ungkapkan dengan pelukan hangat kepada Muhadjir dan Senoshaumi Hably, adiknya, yang menjemput seusai acara, Sabtu (2/6).
Rasa kerasan tinggal di pesantren juga dirasakan oleh Fazal Nur Iman (7). Waktu empat hari bahkan menurutnya kurang, "Kenapa gak 100 hari" katanya. Fazal mengaku senang dengan kegaiatan di pesantren holiday utamanya saat memanah dan menghafal Qur'an. Selama empat hari ia mampu menyelesaikan hafalan surah al-mulk.
Pesantren Holiday (Peshol) Pesantren Holiday merupakan kegiatan tahunan yang digelar oleh pesantren tahfizh Daarul Qur’an. Kegiatan ini selain digelar pada bulan Ramadhan juga pada liburan sekolah. Ramdhan tahun ini peshol digelar selama 4 hari 3 malam yakni mulai tanggal 30 Mei hingga 2 Juni 2018.
Sejumlah kegiatan seperti menghafal Al-Qur’an, shalat tahajud, shalat wajib berjamaah, tausiyah digelar dalam kegiatan tersebut. Selain itu para peserta juga diajak untuk berlatih memanah dan berkuda. Para peserta pun akan merasakan suasana kehidupan pesantren di mana mereka akan bangun sejak pukul 03.00 dan tidur kembali pada pukul 22.00.
"selain untuk mengenalkan dunia pesantren kepada masyarakat umum kegiatan peshol ini juga bertujuan untuk semakin mendekatkan umat Islam kepada Al-Qur’an" ujar Yusuf Mansur.
“Sebagaimana pijakan dakwah Daarul Qur’an yang ingin mencetak sebanyak-banyaknya penghafal Al-Qur’an. Maka lewat kegiatan ini kami ingin mengajak masyarakat merasakan pengalaman menjadi santri Daarul Qur’an” tambahnya.
Muhadjir sendiri dalam kesempatan sebelumnya di hadapan para santri Daarul Qur'an mengatakan, pesantren merupakan tempat yang tepat untuk menumbuhkan karakter anak. Selain belajar agama dan pendidikan umum, para santri juga diajak untuk belajar tentang kemandirian dan yang lebih besar dari itu santri akan merasakah pelajaran tentang arti sebuah kehidupan.
"Maka saya sangat iri kepada Ustadz Yusuf Mansur yang mampu membangun pesantren sebesar Daarul Qur'an" ujarnya. (bil/voa-islam)