View Full Version
Kamis, 28 Jun 2018

OPM Serang Bandara, ISAC Minta Densus 88 Turun ke Papua

SOLO (voa-islam.com)—Aksi serangan bersenjata yang dilakukan kelompok separatis di tanah Papua kembali terjadi. Organisasi Papua Merdeka (OPM) melakukan aksi teror menembak pesawat Trigana Air di bandara Kenyam, Kabupaten Nduga, Senin (25/6/2018).

Pesawat ini mengangkut 18 personel Brimob yang akan mengamankan berlangsungya Pilkada. Pilot pesawat tersebut mengalami luka tembak di bagian punggung dan mendapat perawatan di Puskesmas.

Tak cukup hanya itu, gerombolan OPM ini mengeksekusi tiga warga sipil yang berada di sekitar bandara. Tiga warga sipil yang tewas selain mengalami luka tembak juga mengalami luka bacok.

Peristiwa teror ini disesalkan dan dikecam banyak pihak. Endro Sudarsono, Sekretaris The Islamic Study and Action Center (ISAC) menilai kasus ini sangat sadis sehingga meminta kepada aparat agar diusut tuntas.

“Indonesia berduka, bahwa kasus ini harus segera diusut tuntas, karena sudah nyata nyata telah berbuat sadis, kejam dalam melawan pemerintah beserta warga dengan penembakan pesawat dan 3 korban meninggal dunia warga sipil,” ujar Endro dalam pesan tertulis kepada Voa Islam, Rabu (27/6/2018).

Dikatakan Endro, pemerintah harus tegas, jangan terkesan membiarkan, mentolerir perilaku OPM sebagai tindakan kriminal biasa, namun harus ditindak sebagai organisasi separatis dan terorisme.

“Terorisme dalam kasus  ini nampak sekali bermotif politik, separatis dan gangguan Kamtibmas,” tegas Endro.

Serangan bersenjata yang dilakukan OPM ini bukan pertama kalinya. Untuk itu, jelas Endro, perlu pelibatan sinergi aparat keamanan.

“Pelibatan Densus 88 dan TNI  harus segera disinergikan untuk penegakan hukum terhadap semua pelaku dan aktor intelektualnya,” pinta Endro.

Karena ini terkategori tindakan terorisme, Endro mempertanyakan peran BNPT dalam meredup terorisme di bumi Papua.

“Mempertanyakan sikap BNPT yang seolah tidak berdaya menangani kasus terorisme di bumi Papua. Kasus ini seharusnya menjadi operasi prioritas pemerintah, jika membandingkan dengan kasus bom di Surabaya aparat mampu menangkap ratusan orang dan menembak mati beberapa orang, maka ISAC menunggu langkah dan sikap aparat penegak hukum dalam kasus tetorisme dan separatisme di bumi Papua,” ungkap Endro.* [Syaf/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version