View Full Version
Jum'at, 06 Jul 2018

Komentar UBN dan UAS Soal Dukungan TGB untuk Jokowi

JAKARTA (voa-islam.com), Pernyataan dukungan Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Tuan Guru Bajang (TGB) untuk Presiden Joko Widodo lanjit dua periode menjadi sorotan banyak pihak.

Pasca pertemuan Multaqa Ulama dan Da'i hari ke-3 di Grand Cempaka Jakarta,  para peserta Multaqa mendesak Ustadz Bahtiar Nasir dan Ustadz Abdul Somad, Lc, MA untuk memberikan komentarnya berkenaan dengan Pernyataan TGB tersebut.

Dalam komentarnya, Ustadz Bahtiar Nasir mengaku dipertengahan tahun 2016 lalu,  ia memberikan Tabligh Akbar di Lombok,  saat itu dirinya menyampaikan bahwa TGB adalah pemimpin Nasional pada masa mendatang. Artinya, UBN termasuk orang yang awal mendukung TGB untuk menjadi pemimpin nasional.

"Namun sangat disayangkan, meskinya pemimpin umat mestinya memahami keinginan ummat dan berada bersama umat,"ujar UBN.

Tapi, lanjut UBN, apapun keputusan TGB itu merupakan ijtihad politiknya,  maka kita harus berlapang dada, dan menghargai pilihan politiknya. Umat harus menerima perpedaan dengan sikap dewasa.

"Dan kalau ada diantara ummat yang menghina TGB maka umat yang menghina tersebut mesti harus diingatkan,"tuturnya.

UBN menegaskan kembali tentang Ijtihad Politik TGB dan umat harus berlapang dada.

Sementara itu, Ustadz Abdul Somad menyampaikan tiga hal, pertama beberapa waktu lalu, Alumni Universitas Al Azhar Kairo Mesir melaksanakan pertemuan. Maka, dalam pertemuan tersebut para Alumni Al Azhar sepakat untuk mengusung TGB menjadi pemimpin nasional. 

Karena ini adalah keputusan bersama para Alumni Al Azhar, lalu Ustadz Abdul Somad juga merupakan Alumni Al Azhar. Maka, ia setuju dengan keputusan tersebut dan ia mengusung TGB menjadi pemimpin nasional.

"Namun, dukungan ini konteksnya dahulu,  bukan  sekarang,"ujar UAS.

Sekali lagi, Ustadz Abdul Somad menekankan konteksnya dahulu bukan sekarang. Kedua, Keputusan Alumni Al Azhar dahulu untuk menjadikan TGB pemimpin nasional yaitu untuk Menjadi RI 1, bukan RI 2 dan seterusnya.

Ketiga, Indonesia merupakan negara bermazhab Syafii, sementara Imam Syafii ada qaulul qadim dan ada qaulul jadid. "Dan saya meniru imam Syafii,"tandasnya. (bil/voa-islam)


latestnews

View Full Version