View Full Version
Rabu, 11 Jul 2018

Sebut Masjid Terpapar Radikalisme Sejak Tahun 2012, CIIA: BNPT Sering Membuat Kegaduhan

BANDUNG (voa-islam.com) - Beberapa waktu yang lalu dua lembaga yang bernama Rumah Kebangsaan dan Dewan Pengawas Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M) memaparkan hasil surveinya mengenai 41 Masjid di Jakarta yang terpapar radikalisme.

Temuan ini kemudian dibenarkan oleh Ketua Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen (Pol) Suhardi Alius. 

"Saya dapat informasi penelitian 2012 juga sudah ada itu. Nanti kan Kementerian Agama (Kemenag) kami minta atensi, itu kan di bawah Kemenag. Nanti kami minta kembali itu. Kami minta perannya melihat kembali siapa di situ dan sebagainya," katanya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (7/6/2018).

Menurut Direktur The Community Islamic of Ideological Analys (CIIA) Harits Abu Ulya pernyataan Ketua BNPT  tersebut ingin meneguhkan kaum Muslimin di Indonesia untuk hidup pada sistem liberalisme.

"Motif utama proyek kontra ideologi dan kontra radikalisme sebagai pendekatan soft power pada isu terorisme yang digawangi BNPT adalah ingin meneguhkan kehidupan kaum muslimin Indonesia pada manhaj hidup liberalisme, pluralisme dan dalam sistem politik demokrasi yang bobrok," katanya saat dihubungi voa-islam.com, Selasa (10/07) malam.

"BNPT sering membuat kegaduhan dengan mengeluarkan statemen yang sangat debateble bahkan jelas-jelas tedensius kepada ajaran-ajaran Islam dan simbol-simbolnya.," lanjutnya.

Bahkan lanjut Harits yang juga pengamat kontra terorisme, publik perlu sadar, menyeruaknya propaganda NKRI harga mati, bineka tunggal ika dan Pancasila sebagai tolak ukur untuk mengawal motif ini.

"Dan untuk mengaborsi semua entitas yang dianggap menjadi target dengan label radikal dan sebagainya adalah kerja BNPT," ujarnya.

"Saya melihat BNPT signifikan berkontribusi lahirnya kontraksi sosial kehidupan beragama kaum muslimin di Indonesia," pungkasnya. [syahid/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version