JAKARTA (voa-islam.com)—Bertempat di Griya SuksesMulia, Tanjung Barat, Jakarta Selatan, Rabu (18/7/2018), dilakukan prosesi pelepasan 23 santri Tahfiz Leadership. Pelepasan santri Tahfiz Leadership yang semuanya laki-laki ini disaksikan para orangtua.
Menurut penanggung jawab program, Jamil Azzaini, para santri ini telah menyelesaikan Tahfiz Leadership selama 40 pekan. Para santri tinggal di asrama dan secara intensif mempelajari dua mata pelajaran utama yaitu menghafal 30 juz al-Quran dan memperdalam self leadership.
“Selepas dari sini, para santri ada tanggungjawab besar. Makanya kami tak menyebutnya wisuda. Karena ini bukan akhir segalanya. Mereka harus bisa memimpin dirinya, memimpin orang lain, dan nanti memimpin organisasi. Mereka mempunyai kewajiban menjadi pemimpin di sekitarnya, mengajarkan al-Quran dan mengajarkan leadership,” ujar Jamil.
Dikatakan Jamil, program beasiswa ini sepenuhnya dibiayai oleh Kubik Leadership, lembaga training yang ia dirikan. Pada 2018 ini merupakan angkatan keempat. “Biaya sepenuhnya dari CSR Kubik Leadership. Kami sepenuhnya kelola secara profesional, termasuk ketika para santri itu mengikuti training,” kata Jamil.
Selain ditargetkan hafal 30 Juz para santri selama 40 pekan dicoaching, dimentoring, ditraining oleh para trainer dari Kubik Leadership atau dikirimkan ke berbagai acara terpilih yang mengasah sisi leadership para santri.
Untuk menghindari kebosanan, dalam waktu tertentu para santri diajak ke tempat yang lebih sejuk, alami dan nyaman untuk murokaz atau pendalaman selama dua pekan. Untuk angkatan 4, mereka melakukan murokaz di Tawangmangu Jawa Tengah, dan Curug Nangka di kaki Gunung Salak Bogor.
Salah satu syarat pelepasan santri, mereka harus mempresentasikan Peta Perjalanan hidupnya kepada orang tuanya atau keluarganya yang dilakukan pagi hari sebelum secara resmi mereka dilepas.
Seperti angkatan-angkatan sebelumnya, setelah acara pelepasan para santri sudah menetapkan pilihan aktivitasnya. Ada yang bekerja, ada yang mengabdi di beberapa Pesantren dan institusi, ada pula yang melanjutkan pendidikan ke jenjang s1 atau s2 ke PTIQ, UNS, Unila, Universitas Telkom, Untirta, dan Universitas Muhammadiyah.
Jamil menjelaskan, hingga tahun 2030. Tahfizh Leadership menargetkan memiliki 1000 tempat untuk menjalankan program ini. “Kami menawarkan kerjasama kepada orang yang punya rumah atau villa siap pakai dan peduli munculnya banyak pemimpin yang memahami nilai-nilai Al Quran untuk terlibat dalam program ini. Alhamdulillah untuk tahun 2018, hingga hari ini ada tambahan 4 lokasi di Bandung, Malang, Jakarta, dan Bogor,” ungkap trainer ternama ini.
Ditambahkan Jamil, waktu yang kami pilih untuk proses pendidikan adalah periode Agustus hingga Juli. “Hal ini bertujuan agar para alumni kami yang ingin melanjutkan studi bisa melanjutkan ke perguruan tinggi pilihan mereka,” jelas Jamil.
Untuk angkatan kelima telah dibuka pendaftaran. Semua peserta yang lulus persyaratan tidak dikenakan biaya pendidikan. “Syaratnya laki-laki usia 17 hingga 25 tahun. Hafal Qur’an minimal dua juz,” kata Jamil.
Untuk informasi pendaftaran bisa dibuka di www.tahfizhleadership.com.* [Syaf/voa-islam.com]