JAKARTA (voa-islam.com)—Nama Ustaz Abdul Somad (UAS) masuk sebagai salah satu cawapres pada hasil rekomendasi Ijtima' Ulama dan Tokoh Nasional GNPF Ulama yang digelar baru-baru ini di Jakarta.
Mendengar namanya masuk rekomendasi Ijtima GNPF Ulama, UAS pun berkomentar. Ia mengatakan ingin tetap fokus berdakwah dan menjadi suluh umat.
"Biarlah saya jadi suluh di tengah kelam, setetes embun di tengah sahara. Tak sungkan berbisik ke Habib Salim, tak segan bersalam ke Jenderal Prabowo," kata UAS seperti dikutip dari detikcom, Ahad (29/7/2018).
Tak hanya itu, UAS juga mendukung Salim Segaf Al Jufri yang juga masuk rekomendasi cawapres berpasangan dengan Prabowo.
"Prabowo-Habib Salim pasangan tawazun (seimbang) antara ketegasan tentara dan kelembutan ulama, Jawa non-Jawa, nasionalis-religius, plus barokah darah nabi dalam diri Habib Salim," jelas UAS.
Penolakan UAS untuk maju sebagai cawapres ini mendapat respon beragam. Ada yang mendukung sikap UAS, ada pula yang terus berupaya mendorongnya maju cawapres.
Pada polling yang dilakukan Voa Islam melalui akun Twitter sebanyak 67 persen dari 2759 suara setuju jika UAS tetap menjadi suluh atau tidak maju cawapres. Polling berlangsung selama 24 jam, 30-31 Juli 2018.
Beragam alasan dikemukan para netizen agar UAS tidak maju cawapres. “Setuju biarlah Ustaz Abdul Somad tetap menjadi ulama di bidang pendidikan. Menolak bukan berarti beliau tak peduli tapi ia sudah tahu dimana seharusnya ia berada,” tulis pemilik akun @git_laras.
Sementara yang tidak setuju UAS menolak maju cawapres berjumlah 33 persen. Beragam alasan pun dikemukan. “Mengapa hanya sekedar suluh sedangkan Indonesia saat ini sangat membutuhkan genset, bila UAS saat ini beramar makruf nahi mungkar dengan mulut, bila kelak jabatan wapres disandang kombinasi mulut dan tangan akan membawa Indonesia penuh berkah,” tulis pemilik akun @youl_af.* [Syaf/voa-islam.com]