MATARAM (voa-islam.com)— Direktur Badan Konsultasi dan Bantuan Hukum (BKBH) Universitas Mataram (Unram) Joko Jumadi meminta kepada semua pihak untuk tidak menyudutkan Dewi Handayani (23), perekam video dugaan pemurtadan pada korban gempa Lombok.
"Kami sangat menyayangkan video itu dibilang hoaks, video itu, ada peristiwa itu fakta, bukan hoaks. Seolah-olah counter opini yang dilakukan aparat penegak hukum video dan kejadian itu tidak ada," ucap Joko seperti dikutip dari Republika, Sabtu (1/9/2018).
Joko berharap, pihak kepolisian berlaku adil pada kasus ini. "Kepolisian harusnya imbang dalam penanganan kasus ini, persoalannya kenapa hanya perekaman dan penyebarannya yang diproses sedangkan akar masalah pelaku peristiwa yang meresahkan malah tidak ada tindakan dan terkesan bahwa perbuatannya tidak meresahkan," ujar Joko. [Baca: Dewi Handayani Dipanggil Polda NTB, Ormas Islam Kawal]
Joko juga berharap, kepolisian juga memeriksa orang orang yang melakukan dugaan kristenisasi di video tersebut."Jangan-jangan yang meresahkan yang itu, perbuatan orang tersebut yang meresahkan, ini yang harus fair," ungkap Joko.
Seperti dikabarkan sebelumnya, Dewi Handayani diperiksa oleh Polda NTB terkait video yang direkamnya. Dewi merekam aktivitas sejumlah relawan yang tengah melakukan trauma healing kepada anak-anak dan ibu-ibu di Dusun Onggong Lauk, Desa Teniga, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Lombok Utara, NTB.
Namun, yang menjadi janggal pada saat trauma healing, salah seorang relawan mencipratkan air yang ditampung dalam wadah gelas plastik air mineral kepada warga. Aktivitas ini identik dengan pembaptisan pada ajaran Kristen.* [Syaf/voa-islam.com]