View Full Version
Jum'at, 07 Sep 2018

Bencana Alam Lampu Hijau Masuknya Misionaris

BANDUNG (voa-islam.com) - Misionaris nasrani sangat sulit masuk ke daerah Muslim, tapi dengan adanya bencana alam bisa masuk dengan alasan misi kemanusiaan. 

Demikian disampaikan oleh Ketua Gerakan Pagar Aqidah (GARDAH) Jawa Barat Suryana Nur Fatwa.

"Biasanya gerakan misi  masuk diawal bencana hanya survey, untuk menandai dimana titik yang berpeluang untuk menjalankan misinya," katanya kepada voa-islam.com, Kamis (06/09) kemarin.

"Nanti di pertengahan datang lagi untuk teknis memulai menjalankan misinya, jika tidak ada perlawanan atau gerakannya tidak dipermasalahkan baik oleh warga korban bencana atau para relawan, maka titik ini akan dijadikan pos misi dan warganya akan dimurtadkan. Jika ada perlawanan atau dipermasalahkan, maka mereka akan pundah ke titik lain atau pulang," lanjutnya.

Menurut Suryana para petugas misi nasrani dan aliran-aliran sesat akan masuk besar-besaran di ujung atau pasca bencana, di mana para relawan sudah pada pulang atau tinggal sedikit dan bantuan sudah tidak ada, maka mereka leluasa menjalankan misinya yang terselubung misi kemanusiaan.

"Bencana sudah reda tapi kemiskinan yang menimpa para korban bencana belum pulih, mereka masih perlu dibantu keperluan hidupnya, maka disituasi seperti itulah banyak Muslim yang menukarkan aqidahnya dengan sembako dan bantuan lainnya dari para misionaris," paparnya.

"Maka mengatasi kristenisasi perlu pasukan khusus antisipasi pemurtadan yang datang ke tempat bencana diujung atau pasca bencana," pungkasnya.

Gardah yang bergabung di Komisi Nasional Anti Pemurtadan (KNAP) Insyaallah akan turun ke Lombok diujung yang diperkirakan pada Ahad ke-3 September 2018, meskipun sebagian KNAP sudah berada di Lombok tapi di akhir ini khusus menurunkan pasukan anti pemurtadan. 

Dalam pemberangkatan kali ini KNAP diperkuat Aman Palestin, Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia, GARDAH dan sejumlah ORMAS anti pemurtadan lainnya. [syahid/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version