View Full Version
Ahad, 09 Sep 2018

Gerak Bareng: Hadapi Gerakan Missi dengan Alternatif Bukan Menyalahkan

LOMBOK (voa-islam.com)--Setiap peristiwa bencana alam di Indonesia masyarakat kerapkali dihebohkan kabar adanya aksi pemurtadan atau gerakan missi Keagamaan non-muslim di lokasi pengungsian atau terdampak. Tidak terkecuali, saat terjadi gempa di Lombok.

Voa Islam berkesempatan berbicara dengan founder Gerak Bareng, Ahmad Zaki. Salah satu komunitas relawan yang aktif melakukan mitigasi bencana di sejumlah wilayah, termasuk Lombok untuk mencari tahu apakah isu gerakan missi adalah fakta atau sebatas kabar burung.

Zaki mengakui bahwa adanya gerakan missi di wilayah bencana adalah fakta. Ia mengaku menyaksikan indikator kegiatan tersebut melalui perangkat-perangkat beratribut agama yang tersebar.

"Gerakan missi itu ada, karena semua bermotif, walaupun mereka bilang enggak kok kita cuma menyebarkan (bantuan)," ucapnya, Lombok (6/9/2018)

Maka dari itu, Zaki menyarankan agar kalangan manapun untuk bersikap hati-hati saat memasuki komunitas yang berbeda agamanya. Ia meminta semua pihak berjalan di dalam koridor aksi kemanusiaan. Sebab, persoalan mengekspresikan agama berbeda saat memberi bantuan akan dinilai bagian dari modus.

"Yang masalah adalah Toolsnya, kalau kita sama-sama memberi air mineral, tapi akan berbeda bila air mineralnya di beri merk partai," tuturnya.

Menurut Zaki, gerakan missi adalah konsekuensi logis dari kewajiban sebuah kelompok untuk mendakwahkan keyakinan mereka. Ia melihat gerakan missi sebagai suatu gejala tidak terhindarkan dari keyakinan suatu kelompok agama, sebagaimana muslim wajib berdakwah.

Untuk itu, Zaki lebih minat menghadapi gerakan missi dengan melakukan sebuah kompetisi sehat dibanding sekedar marah dan menyalahkan.

"Kita lebih tertarik melakukan alternatif dibandingkan menyalahkan mereka, misalnya yang gue temui di pengungsian mereka menyebarkan tools, lalu gue ambil dan bilang ke ibu itu (pengungsi, red) saya ambil tikarnya ya bu karena tidak sesuai, kita kasih tikar versi kita misal gambar spiderman, karena tikar kita tidak ada muatan missinya"ujarnya.

Zaki menjelaskan, terkait konteks Lombok, ia baru menemui tersebarnya perangkat beratribut keagamaan, belum menemukan gerakan missi melalui tindakan ajakan lisan.

"Yang ditemui baru penyebaran tools. Kalau persuasif gitu belum ada. Tools semacam selebaran, ya tikar. Yang sempat ramai itukan tikar, kita juga bisa bikin misal tikar dengan gambar orang shalat, tapi kita kan tidak ada motif ke situ,"ungkapnya. [] * [Bil/Syaf/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version