CIBODAS (voa-islam.com), Wakil Presiden RI ke-9 Hamzah Haz mengatakan, bangsa Indonesia menghadapi problem kemiskinan akut dan multidimensi. Tidak sekedar miskin harta, tapi juga miskin adab,walau sebagian masyarakat sejahtera.
"Kita menghadapi miskin kaffah. Miskin harta dan miskin moral," kata Hamzah dalam penutupan Jambore Dai Nasional Parmusi, Kamis (27/9/2018) Oleh karena itu, menurut Hamzah, ada dua hal yang perlu dibangun di daerah dan provinsi, yakni pembangunan pendidikan dan pembangunan moral. Pertama, lanjut Hamzah, untuk mencapai tingkat kesejahteraan yang baik tidak mungkin tanpa pendidikan.
"Tanpa pendidikan kita tidak akan mencapai peningkatan yang maksimal. Pada saat saya wapres, Jawa Barat apa yang tidak ada? Tapi pendidikannya rata-rata hanya sampai SMP, apa yang mau dicapai dalam pendidikan tersebut,"ujar mantan Politisi PPP itu.
Kedua, sambungnya, pembangunan moral. Kemiskinan moral akan menyebabkan banyak kerusakan di masyarakat. Miskin moral salah satunya disebabkan oleh kurangnua pendidikan agama kepada masyarakat. Padahal, Indonesia memiliki Pancasila dengan sila pertama adalah Ketuhanan Yang Maha Esa. Akan tetapi, nilai-nilai sika pertama belum diserap dengan baik oleh masyarakat dan negara.
"Dalam perjalanannua, sila Ketuhanan Yang Maha Esa kurang berjalan baik dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,"jelasnya.
Hamzah menerangkan bahwa Ketuhanan Yang Maha Esa ada breakdownnya, terdapat pasal soal agama. Bahkan, pelaksanaan hal-hal berkaitan dengan agama dilaksanakan dan kelola oleh Departemen Agama. Menurutnya lagi, Institusi tersebut tidak ada di dunia selain di Indonesia.
"Indonesia memiliki Departemen Agama. Tapi kurang berjalan, Kementerian agama hanya mengurus haji, tapi tauhid masih lemah,Departemen agama harusnya diberikan fungsi untuk mengislamkan orang Islam,"tuturnya.
Ia menegaskan kembali apabila pendidikan tinggi dicapai, maka akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, adapun pendidikan agama akan meningkatkan moral bangsa.
"Agama dianggap sebagai pelengkap, padahal semuanya tergantung Allah,"katanya. (bil/voa-islam)