LONDON, INGGRIS (voa-islam.com) - Sebuah kelompok pemantau mengatakan lebih dari 3.200 warga sipil telah kehilangan nyawa mereka sejak koalisi pimpinan AS yang memerangi kelompok pejuang Islamic State (IS) meluncurkan kampanye pemboman udara di negara Arab yang dilanda konflik lebih dari empat tahun lalu.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) yang berbasis di Inggris mengatakan pada hari Rabu (24/10/2018) bahwa sebanyak 3.222 warga sipil telah tewas dalam serangan udara.
Ada 768 orang di bawah usia 18 di antara korban jiwa di samping 562 korban perempuan.
Serangan udara yang dipimpin AS juga mengakibatkan cedera ratusan warga sipil, beberapa di antaranya menderita cacat permanen dan harus diamputasi anggota badan mereka.
Kelompok pemantau itu mencatat bahwa warga sipil tewas oleh pesawat tempur yang dipimpin AS di provinsi Raqqah di utara Suriah, provinsi Hasakah di timur laut, provinsi Aleppo dan Idlib di barat laut serta provinsi Deir al-Zor di timur negara itu.
Sumber-sumber lokal, yang meminta tidak disebutkan namanya, mengatakan kepada kantor berita resmi Suriah SANA, Sabtu bahwa jumlah korban tewas akibat serangan udara terpisah yang dilakukan oleh koalisi pimpinan AS di provinsi timur Suriah, Deir al-Zor, mencapai 62.
Sumber itu mengatakan serangan udara menargetkan desa al-Sousah di pinggiran kota Abu Kamal, menyebabkan setidaknya 15 warga sipil, termasuk perempuan dan anak-anak, tewas dan banyak lagi yang terluka.
Tigapuluh tujuh warga sipil juga tewas dan puluhan lainnya terluka ketika serangan udara pimpinan AS menghantam Masjid Utsman Bin Affan di desa yang sama.
Secara terpisah, setidaknya 10 warga sipil tewas dan banyak lagi yang terluka ketika pesawat militer pimpinan AS menyerang Masjid Ammar bin Yasser di desa al-Bubadran.
Koalisi pimpinan AS telah melakukan serangan udara terhadap apa yang diklaim sebagai target IS di dalam Suriah sejak September 2014 meski faktanya mereka juga menargetkan pasukan oposisi Suriah selain Islamic State.
Aliansi militer telah berulang kali menargetkan dan membunuh warga sipil. Ini juga sebagian besar tidak mampu mencapai tujuan yang dinyatakannya untuk menghancurkan IS. (st/ptv)