JAKARTA (voa-islam.com) - Seperti ditulis voa-islam sebelumnya, Shinsei BUkkyo adalah agama yang mengaku tuhan. Voa-islam akhirnya hari ini menerima email redaksi dan mengkonfirmasi hal ini, salah satunya dari mantan pengikut Shinsei Bukkyo.
Mantan penganutnya menyatakan Shinsei Bukkyo bukanlah agama Budha. Bukan juga Hindu, Kresten atau agama apapun. Ini adalah sekte kepercayaan. Dia mengungkapkan salah satu keyakinan di sekte ini adalah bahwa setiap pengikutnya dapat makan apa saja. Tidak mengenal makanan halal maupun haram.
“Mereka menganggap agama baru dan mereka pikir semua orang tidak ikut bisa dikatakan primitif rendah dan bodoh. Mereka pikir, mereka adalah manusia hebat dan tuhan mencintai mereka dan tidak mencintai yang lain, “ ungkapnya.
Pengikut yang enggan disebut namanya ini mengungkapkan pimpinan sekte ini bernama Rudy Chandra. Dalam ajarannya disebutkan bahwa tidak ada Allah, dan tidak ada Budha. Semua itu bohong, dan tidak ada jesus. “ Rudy mengaku sebagai utusan Tuhan. Saya dekat dengan pemimpin sekte ini selama enam bulan. Setiap hari dia berusaha mencuci otak saya dengan omong kosongnya,” ujarnya.
Menanggapi keyakinan pengikut Sekte Shinsei Bukkyo, Direktur Dirjen Bimas Agama Budha Kementerian Agama Republik Indonesia, Sugiarto menyatakan pemimpin sekte ini harus melaporkan ajaran dan misi yang dilakukannya di Indonesia. Tanpa melaporkan maka sekte ini dinyatakan ilegal.
September silam, Shinsei Bukkyo Sempat di Gerebek massa.
23 September 2018 silam, warga Desa Citarunggal, Kec. Babakan Madang, Bogor, Jawa Barat, protes gedung yang diduga dijadikan tempat ibadah Shinsei Bukkyo yang diduga gedung milik Yayasan Shinsei Bukkyo tersebut telah digunakan sebagai tempat beribadah tanpa izin atau illegal.
Ujang, salah satu warga Citarunggal mengaku kehadirannya bersama para warga untuk memastikan penggunaan bangunan tiga lantai itu sebagai tempat ibadah agama Budha Shinsei Bukkyo.
Kata dia, pihak kelurahan menyatakan bagunan itu berizin sebagai tempat acara berbentuk aula. “ Tapi kenyataannya, gedung tersebut digunakan sebagai tempat beribadah aliran shinsei Bukkyo,” kata dia akhir pekan lalu.
Menurutnya, bangunan itu milik seorang pengusaha bernama Rudy Chandra. Berdasar informasi yang diperolehnya, Rudi Chandra pemimpin Shinsei Bukkyo sekaligus pemilik gedung itu.
Wahyu, security gedung tersebut mengatakan sedang ada ibadah Shinsei Bukkyo. Sehingga Rudi tidak bisa menemui kehadiran para warga. “ Mohon Maaf, sedang ada ibadah. Pak Rudi tidak bias menemui warga,” katanya.
Gedung milik Yayasan Shinsei Bukkyo yang berlokasi di Sentul City didatangi sekelompok warga Desa Citarunggal, Kecamatan Babakan Madang, Bogor, akhir pekan lalu.
Mereka menduga gedung tersebut telah digunakan sebagai tempat beribadah Shinsei Bukkyo tanpa izin atau ilegal.
"Pihak kelurahan menyatakan bagunan itu berizin sebagai tempat acara berbentuk aula. Namun, gedung tersebut diduga digunakan sebagai tempat beribadah," ujar Ujang salah satu warga, Selasa (25/9/2018).
Ujang mengaku kehadirannya bersama para warga untuk memastikan penggunaan bangunan tiga lantai itu sebagai tempat ibadah agama Budha Shinsei Bukkyo. [dbs/adivammar/voa-islam.com]